Grid.ID - Jika orang melihat para model berlenggak lenggok di catwalk pada acara fashion show, terbesit di pikiran alangkah enaknya hidup mereka.
Bayangannya tentu para model tersebut hidup serba kecukupan, cantik/tampan, terkenal dan tentunya banyak uang.
Terlebih para model tersebut sering berkeliling dunia dengan destinasi kelas satu macam Paris, Milan atau New York untuk memamerkan baju rancangan desainer kenamaan dunia.
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (28/9) namun siapa sangka dibalik gemerlap keglamoran, ada sebagian model yang harus hidup susah terlilit hutang.
Baca Juga : Bukan DN Aidit, Melainkan Dua Orang Inilah Pentolan PKI yang Bahkan Pernah Bertemu Stalin di Uni Soviet
Para model tersebut sampai terlilit utang lantaran 'uang saku' yang didapat ketiak menjadi model boleh dibilang sedikit.
Namun para model tersebut takut mengakuinya lantaran malu.
"Hal terburuk adalah tak mungkin membicarakannya karena dalam industri ini orang hanya mau bekerja dengan gadis yang sukses," kata Clara (26), model yang sudah tampil pernah tampil di majalah Vogue.
Clara yang tinggal di London bersedia menceritakan bagaimana jerat utang menjebak dirinya dan teman-temannya sesama model.
Bahkan saat ini Clara memiliki utang sangat besar kepada sejumlah agensi model di New York dan Paris yang mempekerjakannya.
Clara juga mengatakan tak jarang para model dibayar dengan menggunakan pakaian atau tas seusai sesi foto di majalah mode.
Clara yang memulai karir modelingnya sejak dibangku sekolah mengkisahkan pengalamannya ketika tampil pertama kali di Paris Fashion Week.
Baca Juga : Augusto Cesar Bedacarratz, Sosok Pilot yang Menjadi Mimpi Buruk Bagi Kerajaan Inggris
Ia mengaku difasilitasi mobil yang digunakan bersama rekan-rekan modelnya.
"Agen saya memberi mobil yang digunakan bersama model yang lain dari apartemen Airbnb yang mereka sewa untuk kami," kenangnya.
Namun itu tidaklah gratis.
"Baru kemudian saya tahu kami harus membayar 300 euro sehari untuk menyewa sopir," ujarnya.
"Saya meneken kontrak dan di akhir pekan saya sudah berutang 3.000 euro (Rp 52 juta)," tambah dia.
Selanjutnya Clara pergi ke New York untuk meraih cita-citanya sebagai model.
Belum juga mendapat pundi-pundi uang, Clara dan para model lainnya dari luar negeri sudah kempes dompetnya lantaran visa kerja di AS sangat mahal.
Belum lagi kebutuhan sehari-hari, macam tempat tinggal misalnya.
Baca Juga : Kapolres Tulungagung Kecelakaan, Istri dan Ajudannya Meninggal Dunia
"Lalu kami tinggal di apartemen model yang harus kami bayar 50 dolar AS semalam untuk kamar yang saya tempati dengan tiga model lainnya," lanjut Clara.
Celakanya saat casting Clara jatuh sakit.
"Saat casting dimulai, saya jatuh sakit sehingga tak mengikuti sebagian besar prosesnya. Jadi akhirnya saya pulang dengan utang 8.000 dolar AS," paparnya.
Meski mengalami hal tersebut, Clara tak menganggapnya buruk.
Bahkan demi melunasi utangnya ia rela bayarannya dipotong ketika tampil di acara besar mode di Paris.
"Namun, karena berutang maka upah saya dipotong sehingga saya hanya membawa pulang 400 euro (Rp 7 juta)," kata Clara yang seharusnya mendapat bayaran Rp 19 juta.
Organisasi pejuang hak para model, Model Law yang dibentuk awal tahun ini di Paris, menjelaskan bahwa membicarakan utang jauh lebih terlarang ketimbang membicarakan pelecehan seksual.
Maka para model di sana harus berjuang mati-matian terlebih dahulu demi menggapai cita-citanya menjadi model kelas dunia.(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |