Pertama, disebut transmisi horizontal yang tertular melalui darah dan jika tertusuk jarum suntik penderita hepatitis B.
Sedangkan yang kedua, disebut transmisi vertikal, yang menular melalui keturunan dari ibu yang menderita hepatitis B.
Baca Juga : Jangan Panik, 3 Kondisi Ini Wajar Terjadi Selama 24 Jam Sebelum Bayi Lahir
“Ibu yang mengidap hepatitis B, hamil, lalu melahirkan, itu penularan secara vertikal. Di negara yang angka hepatitis B-nya tinggi seperti Indonesia, boleh dikatakan lebih dari 80 persen penularan adalah transmisi vertikal,” ucap Irsan.
Melihat penularan terbanyak dialami oleh keturunan, maka deteksi untuk ibu hamil harus dilakukan sejak dini.
Setiap ibu hamil harus tahu status hepatitisnya.
Untuk mendeteksinya dapat dilakukan melalui screening dengan cara USG.
Jika terdeteksi positif hepatitis B, ibu hamil akan diberi vaksin untuk mencegah penularan kepada janinya.
“Intervensi pada ibu, yaitu ibunya minum obat selama tiga bulan jelang melahirkan,” jelas Irsan.
Kalau si ibu bisa dikasih obat, bagaimana dengan janinnya?
Irsan memaparkan bahwa pencegahan hanya dapat dilakukan pada ibunya saja.
Untuk janinnya tidak bisa.
Penulis | : | None |
Editor | : | Fahrisa Surya |