Hyang Antaboga adalah dewa yang mendiami bumi lapisan ke tujuh atau dikenal dengan sebutan Sapta Pratala.
"Di dalam kisah wayang purwa Mahabharata, Hyang Antaboga berhasil menyelamatkan para Pandawa (Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa) dalam sebuah pesta di tengah hutan dengan membuat terowongan dari Kahyangan Saptapratala sampai Balai Sigalagala dengan menyamar sebagai luwak (garangan) berwarna putih", kata Darmoko menjelaskan.
Baca Juga : Mengenal Claudia Kim, Pemeran Nagini di Film Fantastic Beasts 2
"Setelah para Pandawa berada di Kahyangan Sapta Pratala, Nagagini dan Bima saling jatuh cinta, kemudian keduanya dikawinkan oleh Hyang Antaboga. Dari hasil perkawinan itu lahirlah Antareja", lanjutnya.
Dalam kisah pewayangan, Nagagini digambarkan seperti manusia biasa dengan paras cantik jelita.
Karena ia kaeena memiliki darah keturunan ular, dalam keadaan tertentu ia dapat berubah menjadi sosok ular yang menyeramkan.
Terutama ketika ia dalam kondisi yang dipenuhi dengan amarah.
Baca Juga : Sekuel Film Fantastic Beasts Rilis Trailer Terbaru, Karakter Nagini Curi Perhatian
"Nagagini (wanita ular) memiliki karakter setia dan patuh kepada suami.
Ia adalah dewi (anak dewa) nan cantik rupawan namun juga dapat berubah wujud jadi ular kalo terusik nafsu amarahnya. (perubahan wujud) untuk melindungi diri dari gangguan siapapun", terang Darmoko.
Menurut Darmoko, dalam menampilkan sosok Nagini, JK Rowling dinilai tidak begitu memahami mitologi Indonesia dengan baik, terutama mitologi Jawa.
"Untuk memahami dan menguasai ekspresi kebudayaan etnik di Indonesia diperlukan jelajah imajinasi yang kuat, kepekaan intuisi yang optimal, intelektualitas yang matang dan pengadaan kode atau konvensi budaya untuk menjelajahi pemikiran sejarah (genealogi), mitos, tradisi dan konvensi, sehingga karya budaya dapat mencapai adiluhung (nilai budaya yang tinggi) dan edipeni (nilai kehidupan yang agung)", jelasnya.
Baca Juga : Penulis Harry Potter, JK Rowling Rilis Novel Baru Bertema Detektif
Jadi gimana, sudah kebayang kan sosok Nagini versi mitologi Jawa? (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun kaltim |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |