Setelah didapat warna yang diinginkan maka selanjutnya dilakukan proses ‘lorotan’ yaitu melorotkan lilin yang ditorehkan saat lilin dalam keadaan cair menggunakan canting pada kain yang telah digambari dengan air mendidih.
Proses gentongan ini juga sarat dengan mitos rakyat setempat. Dulu, masyarakat percaya bahwa sebelum proses perwarnaan kain dimulai, mereka harus membuat ritual singkat agar segala proses dapat berhasil dilakukan.
Selain itu mereka percaya bahwa, proses pewarnaan harus dihentikan selama satu minggu apabila ada warga desa setempat yang meninggal dunia.
Baca Juga : Sempat Kepergok Ribut dengan Anang, Ashanty Ungkap Penyebabnya
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa bagaimana hubungan sosial masyarakat Madura yang penuh toleransi.
Selain itu masyarakat Madura juga menjunjung tinggi budaya bahwa batik adalah salah satu pencitraan kekayaan dan kebanggaan.
Batik mereka gunakan untuk disimpan, seperti pada umumnya diperlakukan layaknya emas atau tabungan.
Baca Juga : Manggung di Hong Kong, Via Vallen Bawakan Lagu DDU-DU DDU-DU
Atau bahkan disimpan untuk diberikan kepada keturunannya sebagai tanda cinta kasih, tak heran mereka memperlakukan batik dengan sepenuh hati.
Pincky Sudarman selaku CEO PT. Alun Alun Indonesia Kreasi mengucapkan sebuah pepatah dalam menyambut Hari Batik Nasional 2018 kali ini.
Nasib Daro Seri Vida, Crazy Rich Malaysia, Terlilit Utang Rp 3,7 Miliar sampai Barang-barang Mewahnya Disita
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |