“Menurut kami, ini Ratna terlalu tega dan sudah pelecehan kepada kami para keluarga Korban KM Sinar Bangun. Kami tidak melihat jumlah besaran angka, tapi jangan duka kami dijual,” ujar Robert kesal.
Kepala Desa Simanindo ini juga berharap, Kepolisian dapat memproses kasus tersebut dengan bijak.
Apalagi, keluarga korban masih dilanda duka berkepanjangan.
Baca Juga : Kuasa Hukum Tegaskan Kasus Ratna Sarumpaet Tak Ada Kaitannya dengan Politik
Diwawancarai pada saat kejadian, Robert menuturkan Anaknya Jaya Sidauruk pernah bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK).
Namun, dua bulan sebelum kejadian Jaya tidak lagi bekerja sebagai ABK pada kapal penyeberangan Simanindo-Tigaras.
Entah mengapa,pada hari naas 18 Juni, putra sulungnya tersebut pergi ke kapal dan hari itu menjadi perpisahan terakhir bagi mereka setelah KM Sinar Bangun tenggelam.
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Kompas.com,Instagram,tribunnews |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |