Gladi ini idealnya diikuti oleh TNI, Basarnas, dan masyarakat umum.
Sutopo menambahkan bahwa anggaran dari pemerintah masih sangat sedikit untuk mitigasi bencana.
"Untuk pra-bencana idealnya 1% dari APBN/APBD.
Fakta di daerah hanya 0,002%.
Padahal daerah rawan bencana.
Dana BMKG, BNPB dan Basarnas turun terus setiap tahun, bahkan dipotong di tengah-tengah," ungkap Sutopo.
Baca Juga : Segera Berangkat ke Palu, Dorce Gamalama Ingin Adopsi Anak Korban Gempa
Sementara itu Kepala Basarnas Muhammad Syaugi berharap Indonesia punya lebih banyak helikopter.
Kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan akan lebih mudah diakses menggunakan helikopter, terutama untuk tanggap darurat bencana.
Selain itu, Indonesia juga membutuhkan kamera satelit yang dapat memantau kondisi tanah air selama 24 jam setiap hari sepanjang tahun.
Dilansir dari Tribun Jateng, Indonesia mengalami rata-rata enam ribu gempa per tahun.
Intensitas ini mestinya juga diimbangi dengan pelatihan prabencana hingga tanggap darurat bencana.
Belum lagi, rumah-rumah di Indonesia juga minim konstruksi tahan gempa.
Baca Juga : Galang Dana untuk Gempa Palu, 100 Musisi Berhasil Kumpulkan Donasi Lebih dari Rp 17 Miliar!
Akibatnya, setiap terjadi gempa ada banyak sekali kerusakan bangunan yang menimbulkan korban jiwa.
(*)
Source | : | YouTube,Tribun Jateng |
Penulis | : | Chandra Wulan |
Editor | : | Chandra Wulan |