Sementara Herry Hasanuddin, Ketua III Yayasan Baitul Mal PLN yang menjadi salah satu donatur yang membiayai operasional RSTKA menjelaskan salah satu pertimbangan YBM PLN menyalurkan dana kepada RSTKA.
RSTKA dianggap bisa melayani kebutuhan akan pelayanan kesehatan pada masyarakat di pulau terpencil khususnya di kawasan Indonesia timur yang selama ini belum tersentuh pelayanan kesehatan yang memadai.
Dan pelayanan itu tidak sekadar pelayanan kesehatan biasa tetapi yang penanganannya dilakukan oleh dokter spesialis termasuk dengan bagi pasien yang memerlukan tindakan operasi yang tidak memungkinkan dilakukan oleh dokter umum.
Baca Juga : Gempa Palu Donggala, Ratu Elizabeth Pun Ikut Prihatin dan Beri Bantuan
“Itu menjadi poin penting ketika kami memutuskan menyalurkan sumbangan yang berasal dari donasi karyawan PLN kepada RSTKA,” imbuh Herry.
Bagi masyarakat di kepulauan terpencil yang menderita sakit yang memerlukan penaganan dokter spesialis apalagi harus dilakukan tindakan operasi selama ini mengalami kesulitan.
Bukan hanya faktor biaya saja yang sangat besar tetapi keberadaan mereka yang jauh terpencil menjadi masalah sendiri.
Salah satu contoh sederhana saja, bagi masyarakat terpencil yang menderita sakit katarak pasti kesulitan untuk mencari kesembuhan sebab dimana daerah mereka bertempat tinggal tidak ada dokter mata apalagi perlengkapan operasinya.
Akibatnya karena tidak ditangani lama kelamaan ujungnya akan mengalami kebutaan. “Itu baru soal katarak padahal kan masih sederet lagi jenis sakit yang memerlukan tindakan operasi, mulai hernia, tumor dan sebagainya,” papar Herry.
Sementara RSTKA bisa menjawab tantangan itu. Mulai kapalnya sendiri yang memiliki ruang operasi layaknya standar ruang operasi di rumah sakit pada umumnya serta setiap misi berjalan di dalamnya didukung oleh tenaga dokter spesialis.
Baca Juga : Juara KDI 2018, Abi Akan Beri Sebagian Hadiahnya Untuk Korban Gempa Palu dan Donggala
Viral Peserta Indonesian Idol Punya Suara Unik Mirip Optimus Prime, Anang Hermansyah Langsung Ramal Begini