Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri Awalia
Grid.ID - Seniman asal Banyuwangi, Slamet Wiyono atau Slamet Jenggot terbilang unik setiapkali berkarya. Sejak tahun 1978, Slamet menciptakan sejumlah alat musik dari limbah bekas.
"Saya terpanggil untuk membentuk apa yang pernah terbentuk. Jadi saya terpanggil dan tertuntut untuk sekarang ini, dituntut membentuk hal itu, namanya limbah alam," ujar Slamet Jenggot seperti dikutip Grid.ID dalam video YouTube yang diunggah Kompas TV, Jumat (5/10/2018).
"Kalo musik dari limbah sampah itu saya dari tahun 1978 sudah membuat, terus 1997 saya sudah membuat dari kayu. Jadi kalau untuk kinetic art ini yang bergerak lima tahun lalu," tambah Slamet.
Baca Juga : Pelatih Targetkan 1 Emas, Atlet Para Badminton Oktila Leani Ratri Optimis Raih 3 Medali
Menurut Slamet, setiap limbah ataupun sampah pasti memiliki manfaat hingga menghasilkan bunyi yang bisa dijadikan sebagai alat musik.
Alat musik dari limbah tersebut berasal dari beberapa barang bekas seperti dari sepeda motor, lampu jalanan, knalpot helikopter, bel sepeda, mesin motor, mesin tik yang digunakan sebagai media ritme, timbangan, wajan dan kompor.
Baca Juga : Belajar Bangkit dari Kisah Atlet Para Badminton Oktila Leani Ratri
Bagi Slamet, setiap barang bekas yang digunakan memiliki filosofi masing-masing.
Slamet pun memperoleh alat-alat tersebut dari berbagai sumber, mulai dari tukang loak, pemulung, hingga meminta dari teman-temannya yang kebetulan membuka usaha bengkel.
Seniman berumur 64 tahun tersebut mengartikan sampah dan limbah sebagai bagian dari kehidupannya.
"Kenapa orang harus membenci sampah? Sampah adalah cintaku karena aku hidup karena ada sampah di dalamnya ini. Sampah itu kehidupan jadi yang menyatu dengan alam semesta, yang menyatu dengan manusia hidup," tuturnya.
Baca Juga : Pernah Bertubuh Normal, Begini Kisah Oktila Leani Ratri Akhirnya Jadi Atlet Difabel
Menurutnya, yang perlu disiasati adalah cara mengemas sampah tersebut agar sampah tidak masuk di ruangan menjadi kotoran yang tidak berguna. Untuk itulah Slamet menggunakan sampah supaya jadi berguna.
"Sekecil apapun di dunia bentuk limbah atau apapun jikalau kamu tekuni apapun maka akan bermanfaat bagimu dan bagi orang lain," tandas Slamet.
(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Kompas TV |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |