Grid.ID - Hilangnya jurnalis dan kritikus Arab Saudi, Jamal Khashoggi pada 2 Oktober 2018 lalu belum diketahui hingga kini.
Jamal Khashoggi terakhir kali nampak batang hidungnya ketika memasuki konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Jamal Khashoggi datang ke konsulat Arab Saudi guna mengurus beberarap dokumen bersama tunangannya, Hatice Cengiz.
Namun ia tak kunjung keluar dari gedung konsulat, Jamal diduga dimutilasi dan dilenyapkan oleh 15 orang pembunuh yang berasal dari Arab Saudi.
Baca Juga : Tak Apa Makan Mi Instan, Asalkan Kandungan MSG Dihilangkan, Berikut Cara Aman Konsumsinya
Baca Juga : Deretan Gaya Kasual Nia Ramadhani dengan Sneakers, Stylish Banget!
Dikutip dari The Washington Post, Jumat (19/10) lantas apa penyebab Jamal Khashoggi harus dilenyapkan dari muka bumi?
The Washington Post mengindikasikan Jamal Khashoggi harus dieliminasi lantaran kritik kerasnya terhadap monarki Saudi pimpinan Raja Salman.
Kritiknya semakin keras ketika mengomentari kebijakan putra mahkota Mohammed bin Salman.
Mohammed bin Salman merupakan pemimpin Saudi secara de facto yang mengobarkan perang di Yaman, konfrontasi dengan Qatar dan penindasan perbedaan pendapat dalam negerinya.
Baca Juga : Tragedi Bintaro 1987, Berawal dari Salah Paham Hingga Jadi Sejarah Kelam Kereta Api Indonesia
Baca Juga : Lagi Hits, Tren Kalung Layer ala Artis Cantik Valerie Thomas dan Marsha Aruan
Jauh sebelum ia mengkritik putra mahkota Saudi, rupanya Jamal Khashoggi merupakan 'orang dalam' di pemerintahan Arab Saudi periode 1980-1990an.
Sebagai orang yang pernah berada di lingkaran kekuasaan, Jamal mengetahui seluk beluk urusan dapur Saudi.
Jamal juga pernah menjadi penasihat Badan Intelijen Saudi yang amat penting perannya.
Salah satu operasi intelijennya menargetkan Osama Bin Laden.
Baca Juga : Tragedi Bintaro 1987, Berawal dari Salah Paham Hingga Jadi Sejarah Kelam Kereta Api Indonesia
Dalam operasi ini Jamal bukannya hendak membunuh Osama.
Melainkan membujuknya agar Osama mau kembali ke pangkauan negara dan menghentikan kegiatan perlawanannya dengan barat.
Tapi Jamal gagal membujuk Osama dan entah apa yang mereka bicarakan selain hal itu.
Baca Juga : Model Kebaya Hijab Organza ala Nissa Sabyan Jadi Tren di Thamrin City, Hijabers Wajib Punya!
Pertemuannya dengan Osama tentu menjadi perhatian penting pemerintah Arab Saudi.
Namun sebelum otoritas kerajaan menginterogasinya, Jamal keburu keluar dari lingkaran kekuasaan itu.
Ia memilih bungkam menyoal Osama dan menjadi oposisi bagi negaranya.
Jamal bahkan sudah pernah mengasingkan diri ke AS pada tahun 2017 lalu.
Arab Saudi yang khawatir jikalau Jamal menyebarkan aib kerajaan plus pernah bertemunya ia dengan Osama membuat Raja Salman beserta kolega was-was karena bisa saja pihak asing mengorek informasi darinya.
Puncaknya ia diduga dibunuh di konsulat Saudi di Turki. (Seto Aji/Grid.ID)
Source | : | The Washington Post |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |