Mereka mengubah kata 'Indische' menjadi 'Indonesische' yang berarti Indonesia sebagai bentuk pengakuan para dokter Tanah Air terhadap persatuan Indonesia.
Selama berdirinya, VIG kerap menyuarakan perjuangan untuk mendapat persamaan kedudukan antara dokter Tanah Air dengan dokter Belanda.
Sebagai jajahan Belanda, para penduduk Indonesia kerap mendapat perlakuan diskriminatif dari pemerintah kolonial.
Baca Juga : Tak Buta Sejarah, Dude Harlino Nonton Film G30S/PKI Setiap Tahun Saat SD
Tak terkecuali para dokter Tanah Air yang kerap dianggap sebagai dokter kelas dua padahal dari segi kualitas mereka tidak kalah dibandingkan dokter-dokter Belanda.
Dilansir dari laman IDI Online, perjuangan VIG berhasil meningkatkan gaji para dokter Indonesia dari sebelumnya hanya 50 persen dari gaji dokter Belanda sehingga naik menjadi 70 persen.
Tak hanya itu, para dokter Indonesia juga mendapat prioritas pertama untuk dapat diangkat menjadi asisten dokter Belanda.
Perjuangan para dokter di VIG harus terhenti ketika organisasi ini dibubarkan pada masa pendudukan Jepang tahun 1943.
Sebagai gantinya, dibentuklah organisasi baru bernama Jawa izi Hooko-Kai.
Pasca kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, perjuangan para dokter Indonesia semakin menguat.
Baca Juga : Hari Guru Sedunia, 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Peringatan Tahunan Ini!
Guna menyatukan dokter-dokter Indonesia yang tersebar di berbagai daerah, diadakanlah sebuah muktamar.
Atas usul dr. Seno Sastromidjojo dibentuklah panitia penyelenggara muktamar dokter berkewarganegaraan Indonesia yang diketuai dr Bahder Djohan.
Muktamar ini bertujuan mendirikan suatu perkumpulan dokter Indonesia agar dapat menjadi representasi dunia kedokteran di Indonesia.
Baca Juga : Tsunami-tsunami Terdahsyat Sepanjang Sejarah: 2 di Antaranya Terjadi di Indonesia
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | wikipedia.org,Tribun Jogja,IDI Online |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |