Grid.ID - Gema Goeyardi, pilot FAA Commercial Jet berikan analisisnya soal tragedi pesawat Lion Air Jatuh.
Analisis soal tragedi pesawat Lion Air jatuh itu disampaikan oleh Gema Goeyardi, pilot FAA Commercial Jet melalui channel YouTube Astronacci International.
Dalam videonya, Gema Goeyardi, pilot FAA Commercial Jet itu mengemukakan analisisnya soal pesawat Lion Air jatuh berdasarkan data dari ADS-B (Automatic Dependent Surveillance Broadcast).
Baca Juga : Mengetahui Orang Tuanya Jadi Korban Pesawat Lion Air Jatuh, sang Anak: Tante, Mama Ada di Pesawat itu Kan?
"Dari flightradar, ada sedikit kejanggalan yang saya lihat," ungkap Gema Goeyardi.
Gema mengatakan, pesawat Lion Air JT 610 itu menukik 7000 kaki per menit ke laut.
Kemungkinan, keadaan itu terjadi akibat flat spin (sebuah putaran di mana pesawat turun dalam lingkaran ketat secara horizontal), sehingga pesawat berputar menukik ke bawah dengan cepat.
Baca Juga : Lion Air Jatuh, Presenter Conchita Caroline Beri Klarifikasi Jika Pesawat yang Ditumpanginya Bukanlah JT610
Menilik dari sisi pilot, Gema menilai pilot Lion Air JT 610 yang diizinkan untuk terbang sudah pasti lolos secara kesehatan.
Gema juga menilai pilot Lion Air JT 610 itu dipastikan sudah melalui berbagai macam training dan semua skenario sudah dilakukan.
Ketika terjadi kecelakaan pesawat, banyak dugaan muncul terkait kondisi pilot yang mungkin kelelahan.
Berdasarkan penuturan Gema Goeyardi, ada batas limitasi maksimum pilot untuk beroperasi.
Terlebih, Lion Air JT 610 tersebut masuk dalam jadwal penerbangan pagi, bukan malam yang sempat mengalami delay berjam-jam.
Pagi itu, cuaca juga terbilang bagus. Artinya, tingkat stres dari pilot seharusnya juga tidak terlalu tinggi.
Terkait dengan Isu Pesawat Lion Air JT 610 Rusak
"Ada yang bilang ini pesawatnya rusak, yang beredar adalah soal flight control," ujar Gema Goeyardi.
Menurut Gema, normalnya, di ketinggian 500-1000 kaki biasanya autopilot sudah dinyalakan.
Dari data ADS-B, ada hal aneh lainnya yang dilihat oleh Gema Goeyardi, yakni soal kecepatan awal pesawat saat mulai take off.
Biasanya, pesawat dengan penumpang penuh, kecepatan awal saat pesawat mulai naik adalah 140-150 knot.
Baca Juga : Pasca Peristiwa Pesawat Lion Air Jatuh, Maskapai Ubah Warna Platform Media Sebagai Bentuk Duka Cita
Dilihat dari flightradar, pesawat Lion Air JT 610 itu ketinggiannya baru sekitar 1.400 kaki tapi kecepatannya sudah lebih dari 280 bahkan mencapai 300 knot.
Saat pesawat mencapai 2.000 kaki, kecepatannya naik jadi 300 lebih.
Penambahan kecepatan tanpa menambah power kemungkinan terjadi karena pesawatnya turun ke bawah.
Berdasarkan ADS-B di flightradar, pesawat itu mengalami penurunan sekitar 500 kaki.
Mengapa pesawat ini bisa turun sebesar 500 kaki padahal baru mulai naik?
Bisa jadi terkena hampa udara. "Mungkin iya," kata Gema.
Namun, menjelang kecelakaan terjadi, ada peningkatan kecepatan yang luar biasa dari pesawat itu.
Baca Juga : Ayah Pilot Bhavye Suneja Berusaha Menahan Tangis Usai Dapat Kabar Pesawat Lion Air Jatuh
"Ada yang salah dengan pesawat ini," ujar Gema.
"Apakah dari autopilotnya?
Autopilot bermasalah kemudian mungkin pilotnya mencoba meng-handle pesawat secara manual, mencoba menstabilkan pesawat?
Bisa jadi," tambahnya.
Baca Juga : 5 Hoaks Pesawat Lion Air Jatuh, dari Penumpang Panik Sampai Ditemukannya Seorang Balita
Sebelumnya, ada laporan dari pilot Lion Air JT 610 ini terkait masalah flight control system-nya.
Kemudian, sang pilot juga kehilangan indikasi untuk melihat kecepatan dan altimeter.
Menurut penuturan Gema Goeyardi, harusnya flight control tidak terhubung dengan indikator kecepatan dan ketinggian pesawat karena itu merupakan sistem yang berbeda.
Perlu diketahui, flight control berhubungan dengan hidrolik.
Kalau flight control-nya bermasalah, otomatis pilot akan sangat kewalahan untuk meng-handle pesawat.
Mungkin kalau hidrolik dari flight control itu bocor, pilot harus benar-benar meng-handle pesawat secara manual, dengan otot.
"Tapi sangat aneh kalau masalah pada flight control bisa memengaruhi indikator kecepatan dan ketinggian pesawat," kata Gema.
Baca Juga : Lion Air Jatuh, Proses Identifikasi DNA Potongan Tubuh Korban Butuh Waktu 4 Sampai 5 Hari
Benarkah Pesawat itu Sudah Dirawat dengan Baik?
"Ini akan dicek dari history penerbangan yang sebelumnya. Pesawat ini ada masalah atau tidak," ungkap Gema.
Dikatakan lebih lanjut, investigasi tersebut akan dilaksanakan oleh pihak DKUPPU (Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara) bersama KNKT dengan membuka seluruh data hingga menghasilkan sebuah kesimpulan.
Urutan investigasinya, mulai dari kondisi pilot, kemudian apakah profil pesawatnya saat terbang itu benar atau tidak.
Dari itu, black box menjadi hal yang sangat penting untuk dicari.
Dalam black box itu ada dua hal, flight data recorder (FDR) dan copied voice recorder.
Dalam FDR akan terlihat segala gerak gerik dan input yang diberikan kepada pesawat.
Dari data itu akan dianalisis ulang apa yang sebenarnya terjadi.
Sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang dikabarkan jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018).
Pesawat tersebut membawa 189 penumpang dengan rincian 179 penumpang dewasa, 1 anak, 2 bayi, dan 5 kru.
Hingga kini, proses evakuasi masih terus dilakukan.
(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Hastin Munawaroh |
Editor | : | Hastin Munawaroh |