Seperti yang diketahui sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 yang dikemudikan oleh pilot Bhavye Suneja dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018).
Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten.
Baca Juga : 8 Fakta Black Box yang Ternyata Tidak Berwarna Hitam
Seharusnya, pesawat itu mendarat di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB.
Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.
Sampai pada hari keempat pasca kejadian tersebut, serpihan badan pesawat serta sejumlah potongan tubuh korban telah ditemukan di sekitar lokasinya jatuhnya pesawat tersebut.
Baca Juga : Belum Bisa Maafkan Meldi, Dewi Perssik Siap Penjarakan Keponakannya
Pada hari ketiga proses pencarian, Rabu (31/10/2018) Tim SAR gabungan juga berhasil memperoleh sinyal berupa bunyi "ping" yang diduga berasal dari black box Lion Air JT 610.
Sosok Bhavye Suneja di Mata Teman-temannya
Menurut seorang teman kecilnya, Bhavye Suneja bercita-cita menjadi pilot sejak masih kecil.
"Bhavye bermimpi menjadi pilot sejak kecil. Terbang adalah gairahnya," katanya.
Dikatakan lebih lanjut, Bhavye merupakan sosok yang senang bepergian.
Namun, dirinya ingin kembali ke Delhi agar dekat dengan keluarganya.
Baca Juga : Kisah Ning Icha yang Putrinya Jadi Korban Lion Air Jatuh: Biasanya Telepon, Tapi Pagi Itu Tidak
Selain itu, Bhavye di mata teman-temannya adalah sosok yang murah senyum.
Bahkan di sekolah, ketika mendapat nilai rendah, dia akan tetap bahagia.
Pilot Bhavye Suneja sendiri diketahui telah bekerja dengan Lion Air selama tujuh tahun.
Ia juga diketahui telah cukup berpengalaman dengan lebih dari 6.000 jam terbang.
(*)
Source | : | Kompas.com,Indian Express |
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |