Grid.ID - Jika boleh menyebut, Israel merupakan negara di Timur Tengah yang mempunyai banyak musuh.
Saking banyaknya musuh, Israel amat paranoid dengan berbagai pergerakan baik secara politik dan lainnya yang dilakukan oleh negara-negara Arab.
Namun harus diakui, walau pernah dikeroyok berkali-kali oleh negara-negara Arab, Israel masih bisa survive sampai saat ini.
Salah satu kelicikan atau kegemilangan taktik perang militer Israel ialah saat terjadinya War of Attrition dimana Israel harus sendirian melawan koalisi negara-negara Arab macam Mesir, Yordania dan Palestine Liberation Organization (PLO) yang didukung oleh Uni Soviet pada tahun 1967-1970.
Baca Juga : Laut China Selatan Memanas, Xi Jinping Perintahkan Militer Tiongkok Siap Berperang
Untuk meladeni baku hantam dengan koalisi Arab ini, maka Israel membuat rancangan operasi militer bertajuk Operasi Raviv.
Dua perwira Israel Defense Force (IDF) Mayor Jenderal Avraham Adan dari satuan lapis baja IDF dan Admiral Avraham Botzer dari AL Israel yang menginisiasi operasi ini.
Dikutip dari Haaretz, dalam operasi Raviv, IDF nantinya akan melakukan serangan dadakan ke pantai Laut Merah yang sebelah barat daya terusan Suez milik Mesir.
Setelah perencanaan matang, maka pada 9 September 1969 operasi dimulai.
Baca Juga : Kisah Menegangkan Paspampres Indonesia Hampir Tembak PM Israel dan Pengawalnya
Source | : | Haaretz |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |