Laporan Wartawan Grid.ID, Dwi Ayu Lestari.
Grid.ID - Media Internasional sedang digegerkan dengan konfirmasi para astronom yang menyatakan Bumi memiliki 3 bulan.
Keberadaan bulan atau satelit Bumi lainnya memang sudah menjadi perdebatan selama kurang lebih 50 tahun.
Setelah penantian panjang selama 50 tahun, akhirnya para astronom mengonfirmasi Bumi memiliki 3 bulan.
Baca Juga : Yi Soyeon, Astronom Pertama Asal Korea Selatan Sekaligus Wanita Asia Kedua yang Menjelajah ke Luar Angkasa
Melalui National Geographic, astronom asal Hungaria akhirnya mengonfirmasi Bulan bukan hanya satu-satunya satelit yang dimiliki oleh Bumi.
Terdapat dua satelit lainnya yang mengorbit pada Bumi.
Penemuan ini tercantum dalam laporan Monthly Notice of the Royal Astronomical Society.
Baca Juga : Guillermo Haro, Astronom Meksiko yang Muncul di Google Doodle Hari Ini
Keberadaan dua satelit atau awan debu ini sebenarnya sudah dibicarakan sejak 1961 oleh para astronom.
Astronom asal Polandia sudah melihat awan debu tersebut terlebih dahulu dan dinamai awan Kordylewski.
"Awan Kordylewksi merupakan obyek yang sulit untuk ditemukan meski jaraknya sama dengan jarak Bulan ke Bumi, karenanya sebagian besar peneliti astronom mengabaikannya," jelas Judit Sliz-Balogh kepada National Geographic.
Baca Juga : Wow, Astronom Baru Saja Menemukan
"Sangat menarik untuk memastikan planet kita memiliki pseudo satelit berdebu di orbit bersama dengan Bulan," imbuh astronom di Eotvos Lorand University, Hongaria itu.
Kemajuan teknologi membuat awan Kordylewksi dapat terdeteksi menggunakan filter polarisasi khusus pada kamera.
Metode tersebut membuat partikel-partikel yang terkumpul pada awan Kordylewksi menjadi terlihat saat tepantul cahaya matahri meskipun redup.
Baca Juga : Para Astronom Akhirnya Temukan 'Laba-Laba' di Mars, Apakah Ini Pertanda Baik Bagi Kelanjutan Penelitian?
Para astronom memang meyakini bahwa Bumi memiliki lebih dari satu bulan karena adanya lima titik stabilitas khusus di antarikas yang diperkirakan menjadi tempat satelit lain ditemukan.
Titik stabilitas tersebut dinamakan Lagrange, yaitu titk-titik pada obit planet di mana pada wilayah terdapat tarikan gravitasi dari dua objek seperti bumi dan matahari yang diseimbangkan oleh kekuatan sentripetal dari orbitnya.
Kordylewski pertama kali mencari dua bulan tambahan itu (L4 dan L5), dengan tujuan menemukan bulan dengan bentuk padat pada 1950-an.
Tapi, harapannya tak berbuah kenyataan. Ia justru mengungkap petunjuk pertama tentang awan debu yang mengorbit pada Bumi.
Baca Juga : Sempat Melintasi Bumi, Asteroid Oumuamua Disebut Pesawat Alien oleh Peneliti Harvard
Pertanyaanya adalah apakah awan debu atau awan Kordylewksi berpengaruh pada kehidupan di bumi?
Awan debu yang sangat besar ini dapat membantu para astronom untuk mengeksplorasi antarikasa.
Temuan baru ini bisa menjadi tempat parkir satelit buatan sehingga bisa menghemat penggunaan bahan bakar dan menambah tingkat keamanan orbit satelit buatan.
Baca Juga : Mengintip 7 Makanan Penjara di Seluruh Dunia, dari Amerika Serikat hingga Jepang
Selain itu, badan antariksa juga berencana menggunakan poin Lagrange sebagai stasiun transfer untuk membantu misi menuju Mars.
(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | national geographic |
Penulis | : | Dwi Ayu Lestari |
Editor | : | Deshinta Nindya A |