4. Aspek Pekerjaan yang Disukai
Kawan Puan juga harus menghindari kebohongan mengenai aspek kerja yang kamu sukai.
Kebohongan yang kamu sampaikan saat wawancara kerja ini dapat berbalik dan menjadi masalah untukmu di kemudian hari.
Contohnya, kamu mengakui sangat suka pekerjaan entri data kepada perusahaan akuntan tempatmu melamar, padahal sebenarnya hal itu cukup membosankan untukmu.
Baca Juga: Bukan Hanya Kesehatan, Yuk Kenali Berbagai Jenis Asuransi di Indonesia
Manajer perekrutan akan mengingat, kamu suka melakukan aspek pekerjaan ini, sehingga perusahaan secara rutin akan memilih kamu untuk menjalankan tugas entri data.
Tentu kamu tidak ingin terjebak melakukan entri data hari demi hari jika memang membencinya, bukan?
5. Gaji Sebelumnya
Kawan Puan, berbohong dengan menaikkan nominal gaji di perusahaan sebelumnya untuk membantu kamu mendapatkan gaji yang lebih besar di perusahaan baru juga harus dihindari.
Satu hal yang perlu kamu ketahui, sebagian besar perusahaan tahu perkiraan kompensasi gaji setiap profesi yang ada dalam industrinya.
Jika pihak perusahaan melihat kamu terlalu melebih-lebihkan gaji, kemungkinan besar perusahaan justru akan mempekerjakan kandidat lain yang lebih jujur tentang kompensasinya meskipun kamu lebih memenuhi syarat.
Baca Juga: Berkat Shopee, Kini Roughneck 1991 Berhasil Tembus Pasar Global
Selain itu, dengan melebih-lebihkan gaji, perekrut mungkin berasumsi bahwa mereka tidak mampu untuk mempekerjakan kamu karena besaran gaji yang diharapkan terlalu tinggi.
Mereka mungkin akan memilih kandidat lain dengan ekspektasi gaji lebih rendah dari kamu.
Nah Kawan Puan, meski pasar kerja cukup kompetitif, kamu harus selalu jujur dan terus terang tentang kemampuan kamu.
Jika kamu merasa kemampuan kamu belum cukup memadai untuk berkompetisi dengan pelamar lainnya, kamu bisa melakukan pelatihan yang dapat menaikkan nilai kompetitifmu. (*)
Source | : | The Ladders |
Penulis | : | Vregina Voneria Palis |
Editor | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
KOMENTAR