Surat Terbuka untuk Orang Tua
Ibu dan Ayah yang terhormat,
Aku mencintaimu. Meskipun kadang kita berbeda pendapat, tapi aku selalu mencintaimu.
Sebagai orang dewasa, aku menyadari penilaian kita memang kadang tak sama.
Aku bahagia jika engkau bangga padaku, begitupun aku juga bangga memiliki orang tua seperti Ibu dan Ayah.
Kini aku sudah dewasa, meskipun aku bisa memutuskan pilihanku sendiri dan risikonya, aku tetap membutuhkan penerimaan dan persetujuanmu.
Mungkin aku akan gagal atau berhasil. Jika aku gagal, aku meminta engkau memaklumiku ya, jangan memarahiku.
Jika aku berhasil, rangkullah dan apresiasi pencapaianku ya Bu, Ayah.
Baca Juga: Pedofilia: Pengertian, Gejala, dan Cara Mencegah Pelecehan Seksual Pada Anak
Aku masih suka dipuji, meskipun aku tidak mengucapkannya. Aku sangat bahagia jika engkau menghargai perjalanan hidup yang telah kuputuskan sendiri.
Aku tahu, terkadang Ibu dan Ayah mengkritik dan berusaha menghentikan langkahku untuk meraih mimpi dengan dalih mengkhawatirkanku, melindungiku, dan menginginkan yang terbaik untukku.
Sejujurnya aku merasa sedih, tak berguna, atau tidak berharga ketika engkau tidak mempercayai bahwa aku bisa mencapai mimpi, cita-cita, dan keputusanku dengan usahaku sendiri.
Perjalanan hidup yang sudah kulalui hingga dewasa ini menumbuhkanku menjadi orang baik, ini semua berkatmu Ibu, Ayah.
Aku adalah diriku sendiri. Aku bekerja sangat keras, jatuh, bangun, sakit, dan bangkit hingga menjadi sekarang ini. Aku terus berubah setiap hari.
Ibu dan Ayah, aku sangat senang sekali jika engkau menanyakan bagaimana perjuangan hidupku seperti karir, keluarga, dan mimpi-mimpiku.
Semoga engkau memahami bagaimana tumbuh kembangku hingga dewasa ini. Aku tetap anak kecilmu, yang kini sudah matang dan dewasa dalam pemikiran.
Source | : | Psychology Today |
Penulis | : | Ericha Fernanda |
Editor | : | Arintya |
KOMENTAR