Namun fokus utama film ini bukanlah itu tetapi kisah sang pemimpin pasukan, Kapten Sudarto (Del Juzar), yang tampil dengan karakter yang sangat manusiawi.
Ia digambarkan bukan selayaknya sosok yang macho, melainkan sosok yang rapuh dan peragu.
Seorang guru yang terseret arus revolusi, begitu Usmar Ismail menggambarkan tokohnya.
Selama perjalanan, Sudarto jatuh hati pada dua orang gadis padahal ia sebenarnya sudah memiliki istri di kampung halamannya.
Perjalanan untuk memproduksi film ini tidaklah mudah. Usmar harus berhadapan dengan dua masalah utamanya, yakni modal dan alat-alat produksi.
Dengan bantuan Menteri Penerangan RI, Sjamsuddin, dan para mantan staf Multifilm, ia akhirnya bisa mengumpulkan modal pinjaman senilai Rp 150.000.
Kala itu biaya sebesar itu terbilang besar karena film-film lain kebanyakan bermodal Rp 100.000.
Usmar juga mendapat peralatan dan kru yang seadanya.
Setelah itu, melangkahlah Usmar ke tahap pemilihan pemain.
Awalnya aktor Rendra Karno dilirik menjadi pemeran utama tetapi Usmar lebih menginginkan wajah-wajah baru dalam proyek itu.
Ia lalu beriklan di koran untuk menjaring aktor-aktor pendatang baru.
Rukun Pernikahan Ternyata Tak Terpenuhi, Rizky Febian dan Mahalini Tak Tahu Menahu karena Terima Beres
Source | : | www.kompas.com,www.tribunnews.com |
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |