Dari pengakuan Liu, bahwa membenarkan kalau dirinya pramugari.
"Sayangnya perusahaan kami tidak memiliki pesawat Boeing 777 dan sangat aneh dapat sorotan netis=zen terhadap apa yang tidak pernah saya lakukan," paparnya di media sosial Weibo.
Selanjutnya dibilang, bahwa akhirnya dia tahu seberapa besar kekuatan dari internet terutama sosial media.
Internet jadi tempat yang menakutkan dan Liu menyarankan untuk tidak cepat mengambil kesimpulan.
Si Kolor Ijo Dari Luwu Sulawesi Selatan Divonis Mati 2 Kali, Setelah Menganiaya 23 Perempuan
Ikbal alias Bala (33) warga Indo Agung, Kecamatan Kalaena, Luwu Timur yang dikenal dengan "Kolor Ijo" divonis mati sebanyak dua kali.
Itu diungkapkan Ketua Pengadilan Negeri (PN) Malili Khairul kepada TribunLutim.com, di PN Malili, Kamis (6/4/2017).
Sebelumnya, Bala divonis mati di PN Malili, Rabu (24/8/2016).
Putusan vonis mati PN Malili kemudian dibatalkan Pengadilan Tinggi (PT) Makassar.
(BACA JUGA Mantan Narapidana Kasus Pedofilia Ungkap 4 Ciri-ciri Predator Kejahatan Seksual Anak )
Putusan diganti vonis seumur hidup pada Senin (10/10/2016).
Namun di Mahkamah Agung (MA), putusan vonis seumur hidup dari PT Makassar dibatalkan. MA kembali menjatuhkan vonis mati kepada Bala pada Senin (27/2/2017).
"Bala saat ini ditahan di Lapas Gunung Sari Makasar," katanya.
Dalam berkas perkara, Iqbal terbukti melakukan pembunuhan berencana dan penganiyaan berat terhadap 23 wanita.
Bahkan, dari puluhan wanita yang ditusuk alat vitalnya, seorang diantaranya tewas mengenaskan.
(BACA JUGA Cegah Kejahatan Seksual pada Anak dengan Edukasi Pedoman ‘PANTS’ dari Guru dan Orangtua )
Kejahatan yang dilakukan Iqbal terbilang luar biasa atau extraordinary crime.
Ikbal masuk ke rumah warga yang sedang pulas dengan cara mencongkel pintu atau jendela rumah. Tujuannya menusuk kelamin wanita, tak peduli gadis atau wanita bersuami, kemudian melarikan diri.
Polisi menangkap Ikbal pada 17 November 2015. Ia mengaku melakukan perbuatan keji itu karena sakit hati terhadap wanita.
Selama beraksi Ikbal hanya mengenakan celana dalam warna hijau sehingga ia digelari Kolor Ijo. Muncul dugaan Ikbal sedang menuntut ilmu hitam sehingga berbuat keji. (*)