Tak disangka di lokasi itu sudah menunggu dua pemuda teman pelaku.
Selanjutnya pelaku memaksa membuka kerudung, baju, dan celana korban serta celana dalamnya. Sedang ponsel korban diambil dan dimatikan agar kedua orang tuanaya tidak menghubungi.
Korban lalu dibaringkan di sawah dan dipeprkosa disaksikan kedua temannya yang berjaga di sekitar lokasi.
Walau korban berontak sambil menangis, pelaku tetap memaksa sehingga korban tidak berdaya menyerahkan kegadisannya.
HRM yang mengetahui anaknya belum pulang hingga maghrib mengaku gelisah. Ia dan istrinya lalu menghubungi sejumlah teman sekolah korban menanyakan keberadaannya.
Namun, upaya mereka nihil semuanya mengaku tidak tahu.
Hingga pukul 20.00 korban juga pulang, ditambah ponselnya tidak bisa dihubungi, sejumlah kerabat dan tetangga korban mencarinya. Pencarian ini pun tidak membuahkan hasil.
Sekitar pukul 22.00, seorang tetangga melihat korban berboncengan motor dan behenti di bawah pohon di pinggir jalan, berjarak sekitar 50 meter dari rumah korban.
Saat itu si tetangga ini menyapa korban dan diketahui sedang menangis.
Tanpa pikir panjang, tetangga korban ini menghentikan pemuda yang hendak kabur dengan motor Suzuki Satria tersebut.
Mesin motornya dimatikan dan kunci kontaknya dicabut, serta pemuda yang belakangan diketahui bernama Jub itu dibawa ke rumah korban guna dipertemukan dengan orangtuanya.
Orangtua korban kaget mengetahui anaknya pulang dalam keadaan menangis, bajunya, celana dan kerudungnya basah.