Grid.ID- Manusia tidak bisa hidup tanpa uang.
Tapi uang bukanlah segalanya.
Supaya nggak bermasalah dengan uang, pengertian tentang uang sebaiknya diajarkan sedini mungkin.
Sukses keuangan seseorang tergantung dari pengalaman di masa kecil.
Sikap dan pandangan seorang dewasa terhadap uang sebagian besar tergantung dari pendidikan yang diperoleh dari orang tuanya.
Anak-anak dari keluarga yang hidup secara besar pasak daripada tiang, biasanya tak pernah bisa memenuhi kebutuhan, berapa pun uang yang mereka miliki.
(BACA JUGA Kamu dan Pasangan Sama-sama Kerja? Ini Cara Mengatur Keuangan, Biar Nggak Ribut)
1. Mulai dengan celengan
Salah satu hadiah paling menarik untuk bayi atau anak kecil ialah celengan.
Biarkan anak-anak memasukkan uang receh kamu atau yang mereka terima ke dalam celengan.
Sementara anak belajar menggenggam dan mengembangkan kecekatan tangan, tugas tersebut mengandung tantangan dan merupakan permainan bagi mereka.
Dengan menabung uang receh pada tahun-tahun awal, dia akan mengawali kebiasaan menabung.
Dia akan menghayati nilai uang receh, jumlah dan bahkan tambahan-tambahan kecil.
(BACA JUGA Ibunda Curhat Soal Kondisi Keuangan Jupe Sekarang, Menyedihkan... )
Setelah celengan penuh, ajaklah anak ke bank untuk menabungkan uang tersebut.
Bukalah suatu bentuk tabungan untuk anak kamu, misalnya pada waktu kelahirannya.
Bisa juga untuk menabung hadiah yang diterima si anak atau uang yang kamu sisihkan secara tetap untuk pendidikan si anak.
Ketika anak beranjak remaja, doronglah dia untuk menabung hadiah atau sebagian pendapatan yang diperolehnya.
(BACA JUGA Uang Selalu Habis? Yuk Tiru 4 Kebiasaan Pengusaha Mengelola Keuangan)
2. Memupuk rasa punya uang
Kapan seorang anak pantas mulai menerima uang saku tergantung pada kondisi keluarga.
Uang saku sebaiknya diberikan secara mingguan.
Jumlahnya tidak perlu besar, yang penting teratur dan tetap, sehingga bisa diandalkan oleh anak.
Pengelolaan uang ini menjadi tanggung jawab anak sepenuhnya.
Bimbinglah mereka untuk menabung uang saku mereka sampai saatnya kamu belanja mingguan atau bulanan.
(BACA JUGA Sebulan Dirawat, Begini Kondisi Keuangan Julia Perez)
Kamu juga bisa mengarahkan anak-anak untuk menabung sampai mencapai jumlah tertentu.
Di toko, jelaskan tentang harga barang-barang dan bantulah anak-anak mencari barang yang mereka inginkan dan terjangkau dengan uang mereka.
Jelaskan pula bahwa untuk barang-barang yang lebih mahal, mereka harus bersabar, menunggu sampai tabungan mereka mencukupi.
Jangan menuruti semua keinginan anak.
Biarkan mereka mengeluarkan uang mereka sendiri bila hanya ingin membeli barang atau mainan kecil-kecilan.
Biarkan anak-anak melakukan kesalahan, supaya mereka bisa belajar dari kesalahan tersebut.
(BACA JUGA Sudah Habiskan Uang Sebesar Rp.116 Juta, Kecantikan Wanita Ini Malah Berujung Nestapa)
3. Belajar main anggaran
Setelah duduk di kelas IV SD, kamu bisa menyesuaikan dan menambah uang saku dan uang jajan.
Kamu bisa menetapkan suatu anggaran untuk mereka.
Pada awalnya, anak-anak akan mengalami sedikit kesulitan dengan jumlah uang yang tiba-tiba melonjak.
Mereka harus belajar membedakan antara membelanjakan uang saku dan membelanjakan uang yang sudah dianggarkan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu.
(BACA JUGA Bella Luna Akui Terima Uang Rp 50 Juta Dari Pengacara Beristri, Jadi Benar Buat Perbesar Payudara?)
Semakin bertambah besar, kebutuhan dan kemampuan anak untuk memikul tanggung jawab akan makin membesar.
Demikian pula seharusnya uang saku mereka.
Jumlah uang saku sebaiknya dipertimbangkan tiap tahun misalnya pada awal tahun pelajaran baru atau hari ulang tahun mereka.
Naikkan uang saku secara tetap dan tambah pula tanggung jawab mereka.
(BACA JUGA 8 Fakta Kekayaan Uang Miliaran Eyang Subur yang Fantastis! )
Misalnya, remaja yang sudah menunjukkan tanggung jawab dalam mengelola uang, bisa diberi kepercayaan untuk mengatur sendiri anggaran pakaian mereka.
Ini bisa dimulai dengan suatu anggaran kecil setiap bulan atau catur wulan untuk kebutuhan pakaian yang tak seberapa.
Kemudian, naikkan anggaran ini sehingga mereka bisa mengatur kebutuhan semua pakaian mereka, kecuali pakaian-pakaian istimewa untuk hari-hari besar.
Semakin anak bertambah dewasa, sudah waktunya mereka diikutsertakan membicarakan anggaran belanja keluarga.
(BACA JUGA Miris, Demi Uang Rp 33 Miliar, Gadis Ini Rela Melepas Keperawanannya)
4. Uang saku dan hukuman
Jangan menahan uang saku sebagai hukuman, kareha bisa membawa akibat negatif.
Seorang anak yang bisa dan terlatih baik, tetapi tidak melakukan suatu tugas tambahan sesuai kemampuannya, memang pantas tidak diberi uang saku.
Untuk itu buatlah kesepakatan lebih dulu, dan jangan menyimpang dari kesepakatan itu.
Bila seorang anak merusakkan sesuatu, misalnya memecahkan kaca jendela tetangga sebelah, dia harus membayar ganti rugi dengan uang sakunya.
(BACA JUGA Yang Bikin Bella Luna Ogah Perpanjang Kontrak Nikah, Uang Bulanan Nggak Lancar! )
Lewat proses latihan yang panjang dan uji coba, kamu bisa membantu anak menghargai nilai uang.
Dalam proses ini, kamu sendiri juga bisa belajar banyak tentang soal uang.
Lebih-lebih, kamu bisa menghindarkan anak dari kesalahan-kesalahan pahit dan menyakitkan yang pernah kamu lakukan dalam usaha mengelola uang sebaik mungkin.
Selamat mencoba. (*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya