(BACA JUGA: Kisah Bayi Dania, Lahir Kondisinya Seperti ini, Kini Beginilah Dia Sudah Tumbuh Besar)
“Sekarang sedang proses pendinginan, untungnya tidak ada korban” tambahnya.
“Jadi kita standby saja mas?” tanya Anto
“Iya kita standby saja, karena tampaknya kebakarannya terisolasi kok. Rumah pak haji, sayang banget kebakar. Kayaknya karena korsleting tuh” jawab Senior.
“Baguslah, kita nggak perlu adu nyawa kali ini.” Sahut Bola sambil terus mengarahkan lalu lintas yang mulai padat.
“Iya, kita sering harus adu nyawa di kota ini. Tapi sudah 3 tahun ini, gaji kita tidak dinaik-naikkan” keluh Dokter.
“Walaupun ada gaji ke-14 ya, tapi tetap saja kurang kalau dihitung-hitung” timpal Haji yang turut bergabung setelah mengkoordinasikan timnya.
"Tapi kerja jadi pemadam memang seru sih, nggak cuman api yang harus kita hadapi. Tapi pohon tumbang sampai ular piton saja musti kita hadapi." ujar Haji yang sering berseloroh bahwa dirinya lah yang dua kali menyelamatkan ular piton di kala banjir.
“Kalau saya sih tidak terlalu memersoalkan gaji, yang penting istri dan anak di rumah bisa makan, saya sudah puas” sambung Senior.
“Ya situ enak bentar lagi pensiun, hahaha” samber Haji yang kemudian diikuti tawa oleh lainnya.
(BACA JUGA: HATI-HATI! Jangan Langsung Nyalakan Komputer Kantor Senin Besok, Akibatnya Bisa Fatal)
Tak terasa, 30 menit berlalu. Bola masih terus mengatur lalu lintas tanpa henti.
Kemudian datang motor yang menghampiri para pemadam yang sedang standby tersebut, “Permisi, lokasi kebakarannya di mana ya?”
Pas dilihat, ternyata pemotor tersebut adalah orang dari Dinas Perhubungan yang mengikuti protap untuk membantu para pemadam mengamankan lokasi.
“Wah akhirnya bapak datang, silahkan gantian pak” sahut Bola.
Terdengar suara dari radio, “Lokasi sudah aman, bisa kembali ke stasiun masing-masing”.
“Ayo kawan-kawan, kita kembali ke markas. Hari masih panjang, masih ada 5 jam lagi sampai shift kita berakhir” sahut Senior mengarahkan rekan-rekannya.
“Siap!”
(BACA JUGA: Petugas Bandara di Australia Kaget, Temukan ini Dalam Sepatu Penumpang Asal Indonesia!)
Para pemadam kebakaran berbaju kuning oranye ini pun langsung bergerak sigap menuju posisinya masing-masing.
Arungan sirene pun berbunyi untuk meminta jalan mereka untuk kembali.
Meski nyawa yang menjadi taruhannya, mereka berangkat tanpa pamrih.
Memang mereka pantang pulang sebelum padam. (*)