Misi itu dijadwalkan akan meluncur ke orbit matahari dengan menaiki roket United Launch Alliance Delta IV dari Kennedy Space Center, Florida, pada tanggal 31 Juli 2018.
Lalu, wahana antariksa Parker direncanakan akan bergerak selama tujuh tahun ke depan dan melakukan penerbangan pendekatan ke matahari sebanyak 24 kali.
Beberapa di antaranya akan mendekatkan Parker hingga 6,2 juta kilometer dari permukaan matahari dan di dalam orbit Merkurius.
Jika berhasil, Parker akan menjadi penyelidikan dengan jarak terdekat ke matahari, tujuh kali lebih dekat dari penelitian sebelumnya.
Namun, keadaan di orbit Merkurius sangat ektrim.
Wahana antariksa Parker yang memiliki luas 3 meter akan mengalami suhu hingga 1.300 derajat Celsius dan intensitas radiasi matahari yang 475 kali lebih kuat dari pada bumi.
Oleh karena itu, pengendalian dalam misi ini menjadi penting untuk menjaga level tenaga panel surya dan temperatur agar tidak terlalu naik turun.
Wahana antariksa Parker juga akan dilengkapi dengan pelindung panas seluas 2,3 meter dan ketebalan 11,4 sentimeter yang terbuat dari bahan komposit karbon tingkat tinggi.
Dengan pelindung itu, NASA berharap agar instrumen sains dapat bekerja dengan suhu kamar.
Parker Solar Probe juga akan melakukan sejumlah tugas dengan peralatan sains tersebut.
Di antaranya adalah mengukur medan elektrik dan medan listrik matahari, memotret struktur matahari, dan mempelajari angin matahari.
Jika berjalan sesuai rencana, observasi Parker Solar Probe akan membantu ilmuwan memecahkan dua teka-teki lama.
Kedua teka-teki itu adalah, bagaimana angin matahari berakselerasi.
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |