Selain gampang marah dan mengamuk, ia juga terkadang pergi tak pulang ke rumah hingga berhari-hari.
"Pernah sampai sepuluh hari," ucap Sarnin.
Sang ibu pun menceritakan, Jumiati tidak senang dengan perceraian dirinya dan Purwanto ayahnya.
Ketika itu terjadi, Jumiati sudah berada di bangku kelas 1 SMP.
Jumiati mengakui anaknya ini dulu memang dekat dengan bapaknya, dan paling terpukul dengan perceraian itu.
"Kami (keluarga) enggak sakit hati. (Tapi) dia sakit hati," ungkap Sarnin.
Jumiati sendiri terlihat normal. Ia mau menjawab satu dua pertanyaan tamu dan wartawan.
Ia juga tampak senang saat difoto. Namun, saat disinggung soal perangainya yang kadang menakutkan itu, ia tak merasa melakukannya.
Kasus pemasungan ini diketahui oleh Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat.
Nur Aini, Kepala Dinas Sosial Kotawaringin Barat mengatakan, Jumiati, mengalami gangguan kejiwaan.
Karena itu pihaknya akan berkoordinasi dengan rumah sakit dan Dinas Kesehatan.
"Kalau ditetapkan sebagai pasien yang harus kita rujuk, ya kita rujuk ke Banjarmasin. Kalau harus dirawat di sini kami persilakan paramedis merawat di sini," kata Nur Aini. (*)
Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul : Perempuan Berprestasi Itu Kini Harus Dipasung
Cerai dari Gisella Anastasia, Gading Marten Ngaku Nyaman dengan Status Duda dan Tak Buru-buru Menikah, Ternyata ini Alasannya
Penulis | : | Aji Bramastra |
Editor | : | Aji Bramastra |