Grid.ID – Masih ingat kasus tiga orang wanita yang memerkosa pendeta di Zimbabwe pada pekan lalu?
Yap, ternyata nggak cuma 3 wanita yang penasaran memerkosa pendeta lantaran hanya ingin membuktikan kalo pria beriman (pendeta) itu anti-kebal terhadap nafsu birahinya?
Ternyata juga, ada beberapa kasus lain, di mana kali inipara wanita melampiaskan nafsu mereka dengan tujuan yang berbeda-beda.
Bahkan di antara kasus yang bakal kamu baca di bawah ini, ada yang begitu sadis mengakhiri aksi kejinya.
Kasus pertama langsung aja kita bahas lagi!
Seperti pada Kamis 27 Juli 2017 lalu, Grid.ID pernah menayangkan artikel dari The Daily Mail yang isinya tentang sebuah peristiwa pemerkosaan yang bikin gempar Zimbabwe.
Kasus ini tak biasa, karena pelaku pemerkosaan ini adalah wanita.
Tak tanggung-tanggung pula, karena pelakunya berjumlah 3 orang.
Tiga wanita itu adalah Sandra Ncube (21), Riamuhetsi Mlauzi (23), dan Mongywe Mpofu (25).
Mereka memperkosa seorang pendeta gereja di daerah Cowdray Park.
(Baca: Waspada! Bermodus Pinjam Pasta Gigi, Wanita Baik Ini Justru Jadi Korban Perkosaan)
Kisahnya berawal saat ketiga wanita tersebut mendatangi rumah pendeta.
“Begitu berada di dalam rumah sekitar pukul 7 malam, salah satu wanita menangkap pinggangnya dan yang lainnya menanggalkan celananya,” demikian laporan yang dismapaikan jaksa penuntut di pengadilan Bulawayo di mana kasusk atas tuduhan serangan tidak bermoral terhadap pendeta tersebut terjadi pada 14 Juli 2017.
“Mereka menariknya ke tempat tidur dan satu pelaku, Mongywe datang membawa kondom,”
“Lalu, Sandra berhubungan seks dengan korban tanpa persetujuannya,” kata jaksa.
Di persidangan, ketiga wanita itu membantah telah melakukan tindak pemerkosaan.
Namun, mereka mengakui telah melakukan tindakan yang amoral.
Ketika ditanya alasannya, sunguh mengejutkan.
Ternyata 3 wanita itu hanya ingin membuktikan sesuatu, bahwa pendeta juga manusia yang punya nafsu syahwat dan bisa terangsang.
(Baca: GGS: Ganteng-Ganteng Suka-Narkoba, Ada yang Baru Coba-Coba!)
Satu pelaku, Riamuhetsi menyampaikan bahwa pendeta itu selalu datang ke rumahnya saat ia sedang mandi.
Sang pendeta selalu berdalih bahwa dirinya adalah orang yang beriman, saleh, dan tidak tunduk pada nafsu. Jadi tak akan tergoda dengannya.
“Saya ingin membuktikan bahwa pendeta juga memiliki perasaan dan nafsu seperti orang lain,”
“Saya ingin dia menyadari bahwa dia tidak istimewa untuk bisa terbebas dari rayuan seksual,”
“Dia terangsang oleh godaan, hanya itu yang ingin saya lihat,” kata Riamuhetsi menjelaskan maksud dari tindakannya.
Rekannya yang lain, Sandra, menganggap bahwa insiden itu adalah sebuah lelucon.
Sementara pendeta yang tak disebutkan namanya itu dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa untuk memberikan laporan ke pengadilan.
Sedangkan ketiga wanita tersebut akan dikirim kembali sampai 7 Agustus untuk diadili secara penuh.
Saat diinterogasi oleh pihak yang berwajib, ketiga wanita itu mengaku hanya ingin membuktikan bahwa tidak ada pria yang kebal dengan godaan seksual.
Sekali pun adalah seorang yang alim.
Kasus kedua terjadi pada April 2013, di mana Emayartini alias May Binti Mansyur (38) didakwa telah memerkosa 6 remaja cowok di bawah umur.
Ia divonis hukuman 8 tahun penjara. Mungkin saat ini, May yang juga seorang ibu Rukun Tetangga (RT) itu masih mendekam dalam penjara wanita.
Kasus ini terjadi di Bengkulu, di mana 6 remaja menjadi korban hawa nafsu May yang mengaku tidak puas dengan “kerja”suaminya.
Makanya, untuk memuaskan nafsunya, May menggoda para remaja itu terlebih dahulu dengan memancing syahwat mereka sehingga akhirnya mereka dipaksa melayani May.
"Menurut keterangan korban, semula pelaku minta badannya dikerok dan dipijit,” demikian penjelasan Kasat Reskrim Polres Bengkulu Kota AKP Dwi Citra Akbar pada waktu kejadian.
(Baca: Keenakan Mimpi Basah, Gadis Ini Tak Sadar Sedang Diperkosa)
May sudah melakukan aksi bejatnya itu sejak April 2011 - September 2012, namun kasusnya baru terbongkar sejak ada pengakuan dari para remaja korban.
Dari pengakuan keenam korban, May melakukan aksi gilanya ini karena beralasan suaminya mengidap diabetes sehingga sudah tidak mampu melayani kebutuhan biologisnya lagi.
Selain itu rupanya saat suaminya masih sehat, ia termasuk yang sering selingkuh.
May dengan motif balas dendam akhirnya nekad “merayu” anak muda untuk melayaninya.
Ia memperkosa satu persatu remaja korban dengan merayu menggunakan uang.
Dari keterangan polisi, akibat skandal mesum yang dilakukan oleh istri ketua RT kelurahan Bentiring, Bengkulu itu, para korban remaja cowok yang rata-rata berumur belasan tahun itu sampai ada yang menderita penyakit kelamin.
Nah, ada lagi seorang pria pelayan restoran, namanya Khalil, 23 tahun. Ia menjadi korban pemerkosaan sadis yang dilakukan oleh 3 gadis liar.
Saat itu Khalil mengantarkan makanan ke dalam mobil ketiga gadis tersebut. Setelah itu, para gadis memaksanya untuk ikut ke rumah mereka. Sesampainya di rumah, Khalil diberi minuman seperti susu yang membuatnya tidak sadarkan diri.
Selama 4 hari Khalil dipaksa melayani nafsu bejat 3 gadis tersebut.
Dampaknya, alat vital Khalil mengalami pendarahan dan dia tidak bisa berjalan dengan normal.
Pria bernasib sial ini ditemukan tidak sadarkan diri di tepi Sungai Qayyumabad.
Kasus ini telah ditangani oleh kepolisian Karachi, India.
Namun sepertinya mereka mengalami kesulitan menciduk pelaku lantaran gadis-gadis liar itu berasal dari keluarga terpandang serta memiliki kedudukan sosial yang tinggi.
Beberapa lalu, seorang mahasiswi berusia 20 tahun didakwa melakukan pemerkosaan saat 'berhubungan' dengan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun di North Carolina, Amerika Serikat.
Perempuan muda tersebut dituntut setelah ibu dari anak laki-laki itu melaporkan dugaan hubungan gelap kedua orang itu kepada polisi.
Mahasiswi bernama Taylor Ashton Moseley itu bertemu dengan anak laki-laki tadi saat bekerja di sebuah bar di Surf City, setelah diperkenalkan oleh seorang sahabat.
Hubungan tidak senonoh itu dilaporkan terjadi pada Mei 2017, demikian menurut polisi negara bagian North Carolina, seperti diberitakan The Independent, Senin (25/7/2017).
Setelah ibu si anak laki-laki melaporkan hubungan itu, Moseley didakwa melakukan perbuatan tidak senonoh dengan anak kecil atau perkosaan menurut undang-undang setempat.
Selain itu, Moseley didakwa melakukan hubungan seksual dengan seorang anak di bawah umur.
Moseley, mahasiswi di East Carolina University, ditahan di Penjara Daerah Pender dan menunggu persidangan dengan uang jaminan sebesar 225.000 dollar atau Rp 3,2 miliar.
Menurut The Independent, kasus Moseley merupakan pelanggaran besar terbaru di negara bagian “Sabuk Alkitab” itu yang dituntut karena berhubungan dengan laki-laki di bawah umur.
Setelah menerima laporan dugaan melakukan hubungan intim dengan anak dibawah umur, Nenek jawo alias Harni (61) akhirnya diamankan oleh tim unit PPA Polresta Palembang, Rabu malam (19/7/2017).
Dengan wajah tertunduk lesu, wanita berusia lanjut ini pun menjalani pemeriksaan di unit PPA Polresta Palembang yang dilakukan oleh tim penyidik.
Menggunakan pakai gamis berwarna merah, jilbab putih dan mulut ditutup pakai masker nenek jawo ini pun menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan oleh tim penyidik.
Dirinya pun mengakui perbuatannya tersebut yang memang ia lakukan kepada AN selama ini.
" Ya pak semua tuduhan itu benar, " ujarnya.
Nenek yang bekerja sebagai pemulung ini mengatakan sudah lama melakukan hal tersebut dengan bocah yang telah dianggapnya seperti cucunya sendiri.
"Dia sering main ke rumah, tidur di rumah aku seharian, " katanya.
Lanjutnya, ia pun mengaku kalau dirinya melakukan itu atas dasar suka sama suka.
"Dia duluan yang suka gesek-gesek ke saya pak dari belakang. Siapa yang dak terangsang pak, " ujarnya.
Aduh, nek! Jangan gampangan! (Baca: Nenek 61 tahun Diduga Memperkosa Seorang Anak yang Dianggap Sebagai Cucunya Sendiri, Ternyata Ini Yang Terjadi)
Ya, ternyata ada lho sindikat pencurian sperma dimana korbannya adalah pria yang dipaksa mengeluarkan air maninya dengan cara diperkosa.
Kasus ini pernah menimpa seorang pria berusia 33 tahun di Afrika Selatan. Kejadiannya berangsung satu tahun lalu, yaitu pada 8 Mei 2015.
Saat ia berjalan-jalan, sebuah mobil tiba-tiba menghadangnya. Ada tiga wanita yang berada di mobil tersebut yang menodongkan senjata dan memaksanya masuk ke dalam.
Pria malang itu diberi minuman yang menyebabkannya ereksi dan tegang. Pria itu diperkosa di dekat Kota Port Elizabeth. Kemudian, seorang wanita mengambil air mani pria tersebut dan menaruhnya di dalam kotak pendingin.
Habis manis sepah dibuang, setelah mengumpulkan air mani, pria tersebut dilempar ke tanah kosong. Ternyata sindikat pencurian air mani di Afrika Selatan menjadi perhatian khusus kepolisian setempat. Pada tahun 2015 sebanyak 25 persen pria Afrika Selatan melaporkan telah diperkosa oleh wanita tak dikenal.
Tahun 2011 film berjudul “Lost in Papua” mengungkap kejadian bahwa ada fenomena dimana seorang pria juga bisa diperkosa, yaitu oleh perempuan suku Papua.
Film ini mengadegankan kejadian horros sex dimana Fauzi Baadilla diperkosa secara paksa dan bergiliran oleh perempuan suku Memberamo Tengah, Papua.
Merurut cerita dari mulut ke mulut, keberadaan para perempuan Suku Papua itu memang misteri adanya.
Sebagian percaya, mereka hidup di sekitar Memberamo Tengah, ada lagi yang mengatakan mereka berada di antara Waropen dan Memberamo, dan yang muncul dalam versi film Lost In Papua, perempuan suku ini berada di daerah Boven Digul.
Pada saat Fauzi Baadila dan dua pria lain tersesat di pedalamam Papua, mereka seakan tidak berdaya melanjutkan perjalanan.
(Baca: Mantan Fauzi Baadilla Ini Takut Sakit Hati)
Perempuan suku yang menemukan mereka tidak tahan untuk menahan nafsu sehingga setiap kali ada pria tersesat mereka memerkosanya demi mendapat benih keturunan sehingga suku mereka yang kebanyakan wanita tetap lestari adanya.
Kejadian dalam film itu katanya diangkat dari kisah nyata yang ditemukan di salah satu pedalaman Papua.
Padahal keberadaan suku perempuan itu sebenarnya telah dibantah tanyangan Expedisi Mamberamo yang di lakukan Yorris Raweyai dari salah satu acara di tv Swasta.
Yorris menjelaskan bahwa suku perempuan itu tidak ada, yang terjadi dalam film Lost in Papua adalah kesalahan interpretasi terhadap salah satu suku di Mamberamo.
Ketika itu ada sekelompok orang yang menuju kampung tersebut, dan karena takut, para perempuan mengambil peralatan perang dan ikut mengejar kelompok asing tersebut.
Nah, saat kelompok asing ini datang, para laki-laki di kampung itu sedang pergi ke kebun dan berburu, sehingga tidak tampak ada penduduk selain perempuan di kampung tersebut. Anggapan suku yang dihuni hanya oleh perempuan menjadi berbeda ketika dituangkan dalam film.
Yorris mengaku, saat dia masih muda, dia pernah menyusuri sungai Mamberamo ketika ia masih sebagai pemburu buaya. Setelah itu dia hijrah ke Jakarta dan menetap sampai sekarang.
“Mungkin juga yang di maksud suku perempuan adalah Suku Kiri Kiri di hulu sungai Rokfaler, yang menurut adat dalam suku, para perempuan merupakan tulang punggung ekonomi keluarga. Hal ini menyebabkan, kehidupan perempuan di sana dalam sehari harus pergi keluar kampung untuk meramu, menokok sagu dan berburu,” ucapnya.
Jadi, sepertinya kasus pria diperkosa perempuan suku Papua bisa jadi hanyalah kabar burung belaka. Atau jika pun ada dalam film, nampaknya itu tidak nyata dan hanya fiksi semata.
“Pernyataan kisah nyata di atas patut di pertanyakan, nyata menurut siapa, apakah nyata berdasarkan berita burung dari mulur ke mulut? Memprihatinkan jika tanpa riset yang mendalam, film ini dibuat dan hanya mengulang kesalahan beberapa para sineas Indonesia yang membuat film tentang Papua.
“Secara langsung Lost in Papua dapat membangun interpretasi yang buruk bagi orang Papua, yang nanti terekam adalah orang Papua Kanibal dan terbelakang. Betapa menyedihkannya!” kata pemilik blog, John Rumbiak tentang film tersebut. (*)