Ditunjuklah Kapten Arifin, Kapten Abdullah dan Kapten Danur, ketiganya merupakan pilot TNI AU yang kenyang pengalaman penerbangan Intelijen.
Operasi pengiriman senjata ini ‘dibungkus’ dengan samaran sebagai operasi kemanusiaan membantu korban perang Afghanistan dengan obat-obatan dan makanan.
Setelah semua siap maka pada tanggal 18 Juli 1981 malam hari iringan truk keluar dari gudang khusus Pusat Intelijen Strategis memasuki lanud Halim Perdana Kusuma.
5 Kisah Nyata Boneka Berhantu yang Lebih Seram dari Film Annabelle
https://t.co/fNXF0UN3uU
— Grid.ID (@grid_id) August 13, 2017
(BACA: Ternyata Wanita Berkeringat Lebih Sedikit Dari Pria loh! Kok Bisa ya?)
Setelah semua terangkut, pesawat segera lepas landas dan terbang menuju ke arah barat dengan tujuan kepulauan Atol Diego Garcia pangkalan logistik milik AL AS.
Setelah sampai di lanud Rawalpindi segera tim penjemput dari Pakistan segera mengangkut senjata-senjata itu ke truk yang disamarkan dalam peti-peti bertuliskan palang merah indonesia.
Segera setelah itu truk-truk tersebut lantas bergerak dari Pakistan menuju Afghanistan.
Setelah menempuh perjalanan darat, sebelum tengah hari konvoi memasuki wilayah Afghanistan yang dikuasai para Mujahidin.
Secara cepat dilakukan upacara sederhana penyerahan bantuan “obat-obatan dan selimut” untuk para pengungsi korban perang di Afghanistan.
Bukan Hanya N219, Ini Dia 7 Pesawat Karya Anak Bangsa, Memang Bikin Bangga! | Grid.ID https://t.co/QTwpdh2w0o
— Grid.ID (@grid_id) August 16, 2017
(BACA: Suami Nekat Ungkap "Borok" Istri di Media Sosial, Ternyata Ini Sebabnya!)
Selesai operasi sukses, personel operasi melapor ke pimpinan ABRI, setelah beristirahat lantas semua awak kembali ke tanah air dengan oleh-oleh karpet permadani asal Pakistan yang terkenal akan mutunya itu. (*)
Astagfirullah, Cuma Gara-gara Kuah, Pegawai di Rumah Makan Padang Ini Babak Belur Dikeroyok Pengunjung!