Adanya evakuasi penduduk setempat merupakan peringatan bagi turis, seperti postingan seorang wanita Inggris, Sammy Arkinstall, "Saya terlalu muda untuk mati".
Sementara itu, wisatawan lainnya seperti Dom Koudsi dari Australia, mengunggah postingan di Twitter, menyatakan keprihatinan mereka mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Ada peringatan gunung api saat saya berada di Bali untuk pertama kalinya ... hati tergerak pada pengungsi dan berharap yang terbaik," tulis Koudsi.
"Dua tahun yang lalu, ada gunung berapi yang awan abunya sampai menutupi kawasan udara di atas Denpasar, sehingga orang-orang terdampar di Bali. Itu yang bisa terjadi. Saya tidak berpikir orang khawatir menjadi korban letusan gunung berapi, tapi mereka mungkin akan menjadi korban gangguan transportasi"
Kini Tinggal di Malaysia, Ini Kebiasaan Laudya Cynthia Bella yang Bikin Orang Rumah Rindu
Badan pemantau gunung berapi di Indonesia, MAGMA, memperingatkan letusan Gunung Agung secara khas bersifat eksplosif dan tak terkendali.
Sehingga menghasilkan aliran piroklastik yang mematikan dari abu, batu dan lahar.
"Jika terjadi letusan, ada potensi bencana yang cukup besar," katanya memperingatkan.
"Orang-orang di sekitar Gunung Agung juga tidak memiliki cukup pengalaman untuk menghadapi erupsi karena gunung berapi ini, terakhir meletus 54 tahun yang lalu."
Gunung Agung terakhir meletus pada tahun 1963, melepaskan aliran piroklastik mematikan yang menewaskan sekitar 1.100 orang dan memuntahkan abu setinggi 10 kilometer.
Ini hanyalah satu dari 130 gunung berapi aktif di Indonesia, bagian dari konvergensi "Cincin Api" Pasifik dari lempeng tektonik. (*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |