Laporan wartawan Grid.ID, Aditya Prasanda
Grid.ID - Sekitar 240.000 orang diperkirakan akan meninggalkan kawasan Indonesia Timur dalam waktu 24 jam ke depan.
Sekitar 10.000 penduduk desa telah meninggalkan rumah mereka di sekitar gunung, sedangkan 200 ribu warga lainnya sudah mendapatkan peringatan untuk mengungsi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sejak ditetapkannya status Awas (Level 4) Gunung Agung pada (22/9/2017) pukul 20.30 Wita, ribuan warga dievakuasi. Petugas mengangkut pengungsi ke luar dari daerah berbahaya.
Data sementara yang dihimpun Pusdalops BPBD Bali hingga siang ini tercatat 15.142 jiwa pengungsi yang tersebar di 125 titik pengungsian seperti yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
"Pengungsi tersebar di 7 kabupaten di sekitar Gunung Agung," kata Sutopo, Sabtu (23/9/2017) malam.
Di Kabupaten Badung 5 titik (35 jiwa), Kabupaten Bangli 17 titik (465 jiwa), Kabupaten Buleleng 10 titik (2.423 jiwa), Kabupaten Denpasar 6 titik (343 jiwa), Kabupaten Giayar 9 titik (182 jiwa), Kabupaten Karangasem 54 titik (7.852 jiwa), Kabupaten Klungkung 21 titik (3.590 jiwa) dan Kabupaten Tabanan 3 titik (252 jiwa).
Pendataan masih dilakukan oleh BPBD. Diperkirakan jumlah pengungsi masih bertambah.
"Pengungsi berada di GOR, balai desa banjar, rumah penduduk dan kerabatnya. Banyak titik pengungsian menyebabkan distribusi logistik dan bantuan terkendala karena petugas harus menyalurkan ke lokasi pengungsian yang terpencar," ujar Sutopo.
Kece Banget! Bukan Girls Squad, Ini loh Geng Sosialita Bella Shofie
Karena rasa solidaritas yang tinggi sesama masyarakat, banyak yang menawarkan rumah dan bangunannya untuk digunakan sebagai tempat pengungsian.
Seperti yang dilakukan oleh warga yang bisa menampung 50 orang beserta fasilitas air bersih, tempat tidur dan makanan sehari-hari di Pejeng Kangin Tampak Siring.
Begitu juga warga bernama Nyoman Suardika yang menyediakan tempat penampungan ternak di wilayah Besang Kawan Klungkung secara gratis.
Bahkan juga menyediakan tempat pengungsian di dekatnya untuk kapasitas 30 orang sehingga bisa mencari pakan ternaknya. Bantuan masyarakat secara swadaya juga banyak dilakukan.
Misteri Gunung Agung Bali, Para Pendaki Dilarang Bawa Makanan Ini!
"Ini adalah modal sosial yang luar biasa. Masyarakat secara mandiri dan spontan saling membantu anggota masyarakat yang mengungsi," ujarnya.
Upaya masyarakat ini layak diapresiasi dan didorong agar tidak bergantung pada bantuan pemerintah.
"Pemerintah pasti akan memberikan bantuan kepada para pengungsi namun ada beberapa kendala di lapangan yang sangat dinamis," kata Sutopo.
Peningkatan aktivitas Gunung Agung memang menjadi sorotan dunia.
Tak pelak, media asing turut memberitakan kondisi terkait Gunung Agung, seperti dimuat www.news.com.au, Sabtu (23/9/2017), Pukul 14.28 Wita.
Dikutip dari news.com.au, dijelaskan para turis di Pulau Bali mulai merasa cemas setelah pemerintah menaikkan status Gunung Agung dari siaga ke tingkat tertinggi, Awas.
"Tentu saja itu akan meletus," kata seorang pria yang berdiri di sawah sembari menghadap ke Gunung Agung.
Sementara itu, para wisatawan diminta untuk waspada di tengah kekhawatiran akan meningkatnya aktivitas gempa dan kemungkinan letusan gunung berapi.
Pose Cantik Bareng 3 Artis Lain, Tas Raisa Tenyata yang Paling Mahal, Segini Harganya!
Sejumlah warga lokal menggambarkan bahwa gunung api itu "mulai meludah" atau hendak meletus.
Gunung berapi ini berjarak sekitar 72 kilometer dari kawasan Kuta, yang merupakan tujuan wisata dan tempat mendaki yang populer di Bali.
Badan Penanggulangan Bencana Nasional sebelumnya mengimbau, tidak ada penduduk atau wisatawan yang berada dalam jarak 9 km dari kawah tersebut dan berada dalam jarak 12 km ke utara, timur laut, tenggara dan selatan-barat daya.
Penduduk lokal maupun turis memposting merasakan gempa bumi dan getaran ketika pihak pemerintah menyisir radius 12 km dari puncak, memastikan tidak ada penduduk atau wisatawan yang berada di wilayah berisiko kritis.
Muncul Logo Toilet Baru Selain Pria dan Wanita, Netizen: Jijik!
Dalam beberapa hari terakhir, stasiun pemantau gunung berapi Rendang mencatat 500 gempa hanya dalam satu hari seperti dikutip Grid. ID dari Tribun Bali.
Seorang jurnalis foto, Rio Helmi menggambarkan penduduk di Sebudi mengemas barang-barang mereka sebanyak mungkin.
"Warga desa di Temukus merasakan gempa sepanjang malam dan dievakuasi pada pukul satu dini hari," tulis Rio Helmi.
Helmi mengatakan, meskipun daerah tersebut merasakan banyak aktivitas vulkanik, para ahli geologi khawatir dengan suasana tenang dalam beberapa jam terakhir, yang menurutnya bisa jadi bukan pertanda baik.
5 Artis Ini Hamil Saat Usianya Masih Sangat Muda, No 4 Melahirkan Saat 19 Tahun
Adanya evakuasi penduduk setempat merupakan peringatan bagi turis, seperti postingan seorang wanita Inggris, Sammy Arkinstall, "Saya terlalu muda untuk mati".
Sementara itu, wisatawan lainnya seperti Dom Koudsi dari Australia, mengunggah postingan di Twitter, menyatakan keprihatinan mereka mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Ada peringatan gunung api saat saya berada di Bali untuk pertama kalinya ... hati tergerak pada pengungsi dan berharap yang terbaik," tulis Koudsi.
"Dua tahun yang lalu, ada gunung berapi yang awan abunya sampai menutupi kawasan udara di atas Denpasar, sehingga orang-orang terdampar di Bali. Itu yang bisa terjadi. Saya tidak berpikir orang khawatir menjadi korban letusan gunung berapi, tapi mereka mungkin akan menjadi korban gangguan transportasi"
Kini Tinggal di Malaysia, Ini Kebiasaan Laudya Cynthia Bella yang Bikin Orang Rumah Rindu
Badan pemantau gunung berapi di Indonesia, MAGMA, memperingatkan letusan Gunung Agung secara khas bersifat eksplosif dan tak terkendali.
Sehingga menghasilkan aliran piroklastik yang mematikan dari abu, batu dan lahar.
"Jika terjadi letusan, ada potensi bencana yang cukup besar," katanya memperingatkan.
"Orang-orang di sekitar Gunung Agung juga tidak memiliki cukup pengalaman untuk menghadapi erupsi karena gunung berapi ini, terakhir meletus 54 tahun yang lalu."
Gunung Agung terakhir meletus pada tahun 1963, melepaskan aliran piroklastik mematikan yang menewaskan sekitar 1.100 orang dan memuntahkan abu setinggi 10 kilometer.
Ini hanyalah satu dari 130 gunung berapi aktif di Indonesia, bagian dari konvergensi "Cincin Api" Pasifik dari lempeng tektonik. (*)
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |