"Buaya ini dievakuasi karena jangan sampai membahayakan lagi orang lain," ungkap Sekretaris BKSDA Sulawesi Utara, Hendrik Rundengan seperti dilansir Kompas.com.
Selain dari tim BKSDA, evakuasi juga melibat sejumlah anggota TNI dari Koramil 1302-07/Tombariri, petugas Pusat Penangkaran Satwa atau PPS Tasikoki, serta masyarakat setempat.
Proses pemindahan buaya Merry rupanya berjalan cukup alot lantaran membutuhkan waktu hingga 3 sampai 4 jam dan melibatkan hingga 20 orang sekaligus.
Mengutip dari laman Tribun Manado, satu di antara anggota TNI yang terlibat, Serda Arsyad menuturkan kondisi buaya Merry saat itu.
Rupanya gigi depan hewan predator ini sempat lepas saat evakuasi berlangsung.
"Satu gigi bagian depan buaya itu sempat lepas," kata Arsyad.
Buaya tersebut kemudian diperban mulutnya dengan lakban dan dipasangi papan pada bagian bawah tubuhnya, kemudian secara perlahan-lahan dikeluarkan dari sarangnya.
Kini, buaya yang menerkam Deasy Tuwo itu telah mendiami tempat barunya di Taman Wisata Alam atau TWA Tangkoko, Kelurahan Batuputih, Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Proses pemindahan reptil berukuran besar itu juga membutuhkan perjuangan yang tak kalah berat seperti saat mengevakuasinya.
Mengutip Tribun Manado, puluhan petugas TWA Tangkoko dan PPS Tasikoki membutuhkan waktu satu jam untuk memindahkan buaya tersebut dari mobil hingga ke kolam yang sudah disediakan.
Baca Juga : Video Detik-detik Evakuasi Buaya yang Terkam Deasy Tuwo, Dibius Sampai Lemas Hingga Harus Dibopong 20 Orang
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | Kompas.com,Tribun Manado |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |