Sebagai contoh, semua foton di alam semesta berada pada satu tingkat.
Sedang seluruh elektron juga memiliki bidangnya sendiri.
Demikianlah yang terjadi untuk setiap jenis partikel lainnya.
Kembali dikutip dari Independent, Profesor Carroll memberi penjelasan lanjutan seperti ini.
Jika kehidupan berlanjut dalam beberapa kapasitas setelah kematian, harusnya pengujian dalam ranah kuantum akan mengungkapkan apa yang disebut sebagai 'partikel roh' dan 'kekuatan roh'.
Tapi, "Jika di sana tak ada apa-apa selain atom dan zat yang telah diketahui, jelas tak ada jalan bagi jiwa untuk bertahan hidup dari kematian."
"Percaya pada kehidupan setelah kematian, untuk membuatnya terdengar lebih meyakinkan, membutuhkan fisika di luar model standar."
(Baca juga: Wow! 5 Dress Ini Bikin Maia Estianty Semakin Mirip Bidadari, Kalian Siap-siap Terpukau deh)
Hal yang paling utama, butuh beberapa langkah terbaru dalam 'fisika baru' untuk dapat berinteraksi dengan atom yang ada pada diri manusia.
Dalam QFT, apa yang disebut sebagai 'partikel roh' dan 'kekuatan roh', yang berinteraksi dengan atom reguler manusia, tak dapat ditemukan.
Sebuah eksperimen lebih lanjut harus dilakukan untuk benar-benar memastikan eksistensi partikel tersebut.
Bila gagasan ini telah diterima oleh seluruh ilmuan, mulai detik itu juga sejumlah orang tersebut benar-benar dapat mulai memahami bagaimana pikiran manusia beroperasi.
"Tak ada alasan untuk bersikap abu-abu terhadap gagasan yang secara dramatis tak sesuai dengan semua hal yang kita ketahui tentang sains modern."
"Begitu kita bisa menerima kenyataan dalam persoalan ini, maka kita dapat melangkah pada pertanyaan jauh lebih menarik."
Bagaimana sesungguhnya manusia dan kesadarannya benar-benar dapat bekerja?(*)
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |