Dalam hatinya, sang suami pernah nadzar memberikan nama polisi terhadap bayi itu.
Dari situlah, ia berniat mengganti nama anaknya dan memenuhi nadzar sang suami yang disampaikan pada teman-temannya di saat bayi masih dalam kandungannya.
“Saya tasyakuran dan mengganti anak kami dengan polisi, sesuai dengan janji bapaknya,” terangnya.
Dikatakannya, semuanya berubah seperti sebuah mukijizat.
Tiba-tiba anaknya tidak perlu datang ke dokter dan tukang pijat.
Si bayi mendadak sehat wal afiat, dan tidak pernah sakit-sakitan seperti sebelumnya.
“Dari situ, saya sangat bersyukur sekali. Saya menyadari nama anak saya tidak sebagus teman-temannya. Tapi, bagi saya apalah arti sebuah nama, jika anak saya sakit-sakitan. Tidak masalah namanya polisi, yang penting dia sehat sampat sekarang,” papar dia.
Ia mengaku banyak dihujani hujatan dan cemooh dari para tetanggannya
Kata dia, saat itu, tetangga dan temannya ataupun teman suaminya, selalu mengejek anaknya yang diberi nama polisi.
Namun, ia mengaku berusaha untuk tidak memikirkannya.
Prinsip dia, anaknya sehat dan tidak sakit-sakitan itu sudah lebih dari cukup.
“Memang berat, tapi mau bagaimana lagi. Saya berusaha tutup rapat telinga ini. Saya dihina hanya bisa diam saja, memang anak saya namanya polisi, tidak sebagus nama anak pada umumnya,” tambahnya.
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |