Baca Juga : Jupiter Fortissimo Ditangkap Dua Kali, Kabid Humas Polda Metro Jaya: Berulang Kali, Menyesal Gimana?
Soebandi sudah berhasil lari sejarak 100 meter, namun dia harus melesat balik kembali, karena mengetahui Komandan Brigade Damarwulan telah ditembak Belanda.
Insting sebagai pejuang, dokter, sekaligus Residen Militer, menyebabkan Soebandi kembali untuk memberi pertologan kepada Sroedji.
Soebandi berusaha membopong tubuh Sroedji yang sudah bersimbah darah, tetapi usaha pertolongan itu menjadi sia-sia, karena pasukan belanda segera memberondongan senjata api ke arah Soebandi.
Mereka berdua pun tewas dalam kondisi berpelukkan.
Dua pimpinan Brigade Damarwulan un gugur dalam waktu hampir bersamaan.
Oleh Belanda, jenazah Sroedji dibawa ke alun-alun Jember.
Sedangkan jenazah Soebandi dimakamkan oleh warga setempat bersama bersama 12 penjuang lainnya.
Jenazahnya baru ditemukan setahun kemudian melalaui sebiah pencarian yang cukup panjang lalu dimakamkan di TMP Kreongan, dan selanjutnya dipindahkan lagi ke TMP Patrang hingga sekarang.
Selain meluncurkan buku sehari sebelumnya , tanggal 8 Ferbuari, keluarga besar menyelenggarakan acara doa bersama dengan mengundang 100 undangan warga Desa Karang Kedawung dipimpin Kiai H. Iqbal di Masjid An Nuur.
Masjid ini sekaligus merupakan monumen peringatan lokasi tempat pertempuran, serta lokasi gugurnya Letkol Moch. Sroedji bersama Letkol. dr. RM Soebandi.
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya