Tapi tentu urusan cinta tidak semudah memilih rasa es krim, bukan?
Menurut Durvasula, manusia merupakan makhluk yang rumit dari segi perasaan.
Seseorang bisa mendapatkan kepuasan batin dengan menjalin hubungan dengan orang-orang yang cerdas dan berwawasan terbuka, misalnya.
Namun di sisi lain, ia juga mendapatkan kepuasan ketika bergaul dengan orang-orang yang humoris dan penuh kejutan.
(BACA: Tampil di Konser Bertajuk 'Super Group', Ternyata Ekspektasi Duta Sheila on 7 Seperti ini)
Ketertarikan pada orang lain seperti ini adalah sifat yang wajar, dan alamiah.
Jadi sangat mungkin seseorang mencintai dua orang dengan sifat yang berbeda di waktu yang bersamaan.
Ini karena karakteristik, kepribadian, dan bahkan mungkin ciri fisik antar dua orang tersebut bisa saling melengkapi apa yang dibutuhkan dalam suatu hubungan asmara yang ideal.
Saat jatuh cinta, kita di bawah pengaruh permainan hormon yang membuat kita mengalami roller coaster emosi.
Dilansir dari Psychology Today, tim peneliti dari University of Pisa menemukan bahwa pada tahap awal dari hubungan romantis, aktivitas hormon adrenalin, dopamine, oksitosin, norepineprine, dan phenylethylamine (PEA — amfetamin alami yang juga terdapat dalam cokelat dan ganja) bercampur aduk dan meningkat ketika muncul rasa saling ketertarikan antara dua insan, atau lebih.
(BACA: Heboh, Para Bridesmaid Terluka Karena Potongan Kaca, Pernikahan Terpaksa Dibatalkan Karena Hal Ini)
PEA jugalah yang berperan memunculkan hasrat yang sangat mendalam untuk bersatu dengan kekasih.
Temani Audrey Davis Jalani Sidang, David Bayu Berharap Kasus Video Syur Putrinya Cepat Selesai
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Hyashinta |
Editor | : | Hyashinta |