Saya hanya minum Plavix ( pil pengencer darah) untuk menghindari penyumbatan arteri.
4. Setahun setelah minum Plavix terus-menerus, saya nyaris pingsan di rumah Yohan Handoyo setelah minum wines dan makan steaks masakan Adi Taroe.
Untung rumah Yohan di Bogor itu dekat dengan RS Azra.
Dokter jaga yang berpengalaman menemukan diagnosa: tekanan darah terlalu rendah karena darah terlalu encer.
5. Sejak saat itu saya ke HSC di KL untuk annual check up.
Di sana dikonfirmasi dengan MSCT bahwa saya memang tidak mengidap penyakit jantung.
6. April 2015, sewaktu Annual Medex di HSC KL, ditemukan dilatasi (penggembungan) pada aorta saya pada tahap awal.
Dalam bahasa medis, penyakit ini disebut: aorta aneurysm.
Menurut Dr. Soo, tiap tahun perlu diawasi apakah membesar dan perlu tindakan operasi.
Katanya: saya seperti membawa bom waktu yang setiap saat bisa pecah dan mematikan saya.
Dr. Soo juga mengaku bahwa dia bukan ahlinya di bidang aneurysm.
Bila perlu pembedahan, dia harus mengundang dokter bedah dari Jepang.
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Penulis | : | Deshinta Nindya A |
Editor | : | Deshinta Nindya A |