Kehamilan di atas usia 35 ini disebut oleh para ahli dengan istilah "kehamilan geriatri".
Namun, istilah semacam ini telah jarang digunakan karena menyulut kemarahan para wanita hamil, di samping perubahan budaya pada umumnya.
Sebab, jumlah wanita yang memiliki anak dengan kategori "usia ibu lanjut" telah meningkat.
Bahkan, data yang sama mengungkap, jumlah wanita yang menunggu sampai mereka mencapai "usia ibu lanjut" untuk memiliki anak meningkat di selama beberapa tahun terakhir.
Pada rentang tahun 2000 dan 2014 angka tersebut tumbuh sebesar 23 persen.
Lantas, apa risiko dari kehamilan geriatri ini?
Menurut Deena Blumenfeld, pakar persalinan bersertifikat, gagasan "usia ibu lanjut" didasarkan pada dua hal, yaitu kesehatan serta kesejahteraan bayi dan ibu.
"Di atas usia 35, risiko cacat lahir tertentu naik secara signifikan."
"Risiko keguguran dan kelahiran mati juga meningkat seiring bertambahnya usia wanita," ungkap dia.
Blumenfeld menambahkan, wanita hamil berusia di atas 35 tahun juga berisiko lebih besar untuk memiliki kembar spontan, karena ovarium melepaskan terlalu banyak telur per siklus.
Berdasarkan laporan BMC Pregnancy & Childbirth, risiko lain yang terkait dengan kehamilan semacam ini adalah kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan cacat kromosom.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |