Ia juga mengatakan setelah diberi tahu bahwa dia tidak bisa membawa baterainya, seorang agen CATSA menyarankan dia untuk mendapatkan kursi roda.
"Bagaimana saya dapat menjalankan kursi roda? Bagaimana saya akan menuruni jalan dan rem dengan satu tangan?" katanya.
Istri Hodge, Jan, baru-baru ini menjalani perawatan kanker, yang memengaruhi tulang punggungnya, yang berarti dia juga tidak bisa mendorong kursi roda untuk suaminya.
Dalam sebuah email yang dikirim ke Hodge oleh pejabat resolusi pengaduan United Airlines, mereka mengatakan, "Tampaknya kami melanggar persyaratan disabilitas federal."
Mereka juga menawarkan sertifikat perjalanan 800 dolar (Rp 11,3 juta) dan meminta maaf atas ketidaknyamanan.
Baca Juga : Maia Estianty Pakai Jepitan Rambu Seharga Rp8,8 Juta, Netizen Malah Bandingkan dengan Syahrini
Pada 9 Mei 2019, pengacara Hodge, John Burns, akan meminta hakim Pengadilan Federal untuk memaksa komisi untuk mendengarkan kasus ini.
"Ini adalah kegagalan Komisi Hak Asasi Manusia Kanada untuk memberikan akses ke pemulihan yang disediakan oleh undang-undang," kata Burns.
Undang-Undang Hak Asasi Manusia Kanada mengizinkan hingga 20.000 dolar (Rp 284 juta) dalam kerusakan untuk setiap gugatan atas rasa sakit dan penderitaan jika diskriminasi itu 'disengaja atau gegabah.'
(Artikel ini sudah tayang di Intisari.id dengan judul: Kasihan, Kakek Disabilitas Ini Terpaksa Merangkak Selama Liburan Karena Petugas Bandara Menyita Baterai Skuternya)
Penulis | : | None |
Editor | : | Nailul Iffah |