53 tahun berselang, nyatanya keluarga Dakup justru betah tinggal di sana.
Hingga kini, anak serta cucu Dakup memilih tetap tinggal di tengah hutan dan tak ada keinginan untuk pindah.
Bahkan, kediaman mereka yang dulunya dibangun seadanya kini berkembang dengan adanya 6 rumah baru di sekelilingnya.
Seperti yang dituturkan oleh menantu Dakup, Untung saat ditemui Tribun Jateng.
Pria 77 tahun tersebut mengungkap tempat tinggal mereka kini jauh lebih nyaman meski terletak di tengah hutan lantaran adanya aliran air dan listrik ke lokasi tersebut.
"Kini kondisinya sudah lumayan baik karena air dan listrik sudah masuk walau lokasi tempat tinggalnya berada di tengah hutan. Kini ada delapan rumah ABG dibangun di sekitar rumah Semi," ungkap Untung dilansir Tribun Jateng, Rabu (10/7/2019).
Baca Juga: Bukan Hanya Angker, Jepang Juga Ada Hutan Terindah di Dunia yang Jauh dari Kesan Seram!
Untung menyebut, meski sang mertua telah meninggal sejak tahun 1980-an, anak dan cucunya masih betah tinggal di hutan lantaran suasananya yang damai.
"Mertua saya pindah ke sini sekitar tahun 1966. Hingga kini saya bersama istri menetap karena lokasinya damai. Ayah dan ibu mertua saya meninggal karena sakit tapi saya tidak tahu mereka sakit apa," imbuhnya.
Usut punya usut, terdapat sebuah kisah pilu di balik kepindahan keluarga Dakup ke hutan.
Menurut putri Dakup, Semi (75), orang tuanya sengaja membawa ia beserta saudara lainnya ke tengah hutan karena dihantui suatu penyakit aneh.
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | Kompas.com,Tribun Jateng |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |