Wawan yang disebut lahir pada 1987 itu diduga mulai alami kelainan tak lama sejak lulus SMA (sekitar tahun 2010).
"Dulu, dia pernah kerja di Bandung. Enggak tahu ada masalah apa di tempat itu. Ketika ada masalah itu, tiba-tiba orangtuanya secara berturut-turut meninggal. Itu yang bikin begitu. Orangtuanya meninggal ketika dia keluar SMA. Dari SMA sampai 2018 akhir itu Iwan terus-terusan dipasung," Sri melanjutkan ceritanya.
Wawan pun sempat mendapatkan perawatan di RS Jiwa di kawasan Cisarua, Lembang, Bandung.
"Tahun 2016, saya dapat laporan bahwa di Tasikmalaya ada Iwan, belasan tahun dipasung sejak keluar SMA. Sama saya dibebaskan dan bawa ke RS Jiwa Cisarua, Lembang. Beberapa kali dirawat. Pulang rawat inap ke rumah karena Iwan sudah enggak punya orangtua, ditambah karena dia suka ngamuk, agresif, akhirnya sama saudaranya dipasung lagi," Sri bercerita.
Meski begitu, pihak keluarganya tak mampu membawanya rutin ke RS ataupun ke puskesmas, hingga akhirnya Wawan berhenti mengonsumsi obat.
"Dari situ, Iwan lepas obat lagi. Saya bawa ke rumah sakit di Bandung, masih begitu-begitu saja enggak ada perkembangan. Dirawatlah di RS Marzuki Mahdi, Bogor, karena saya kasihan. Kalau dibalikin ke Tasik lagi, nanti dipasung lagi," terang Sri.
Baca Juga: Suapi Wanita dengan Gangguan Jiwa, Aksi Brigpol Ahmad Hidayat Tuai Pujian
Lantaran kondisinya yang terus memburuk, akhirnya dengan pengantar dan rekomendasi Dinas Sosial Pemprov Jawa Barat, Wawan dititipkan ke Yayasan Jamrud Biru pada tahun 2019.
Bahkan, Suhartono menyebut kondisi Wawan saat dibawa ke Yayasannya sangat memrihatinkan.
"IS diantar dari LSM Gerak Cepat Bersama ke Yayasan Jamrud Biru dengan kondisi fisik memprihatinkan dan keadaan mentalnya lumayan parah. Dia enggak ngeh sekeliling, saraf motoriknya kayaknya sudah rusak," kata Suhartono.
Innalillahi, Ayah Jessica Iskandar Meninggal Dunia, Istri Vincent Verhaag Tulis Pesan Pilu
Source | : | Kompas.com,YouTube,Instagram,Grid.id |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |