Grid.ID - Berenang di danau apalagi di tengah cuaca terik adalah kegiatan yang mengasyikkan.
Namun, apa jadinya aksi renang di danau itu justru berujung maut?
Seperti yang baru-baru ini menimpa seorang pria asal Carolina Utara, Amerika Serikat bernama Eddie Gray (59).
Baca Juga: Warga di Latambaga Mendadak Kaya Akibat Air Danau Dipenuhi Emas
Eddie Gray menghebohkan publik karena mendadak jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia usai berenang di danau.
Mengutip laman New York Times, malapetaka tersebut berawal dari kunjungan Eddie ke Fantasy Lake Water Park di Cumberland County pada 12 Juli 2019 lalu.
Fantasy Lake Water Park sendiri adalah danau buatan seluas 6 hektar yang jadi tempat liburan favorit bagi warga setempat.
Layaknya pengunjung lainnya, pria paruh baya itupun nekat berenang meski tanpa alat pelindung.
Nahas, siapa sangka danau tempatnya berenang ternyata telah tercemar Naegleria fowleri, organisme bersel tunggal yang awam dijuluki 'amoeba pemakan otak'.
Malang tak dapat ditolak, Eddie Gray pun terinfeksi amoeba pemakan otak yang memasuki tubuhnya melalui lubang hidung.
Setelah 10 hari jatuh sakit, Eddie Gray dinyatakan meninggal dunia oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Carolina Utara.
"Kematian Eddie Gray sungguh tragis dan tak terduga. Keluarganya mengharap privasi dan penghormatan selama masa-masa sulit ini," tutur pengacara Justin Plummer yang mewakili pihak keluarga seperti dilansir New York Times (25/7/2019).
Baca Juga: Ada Cacing Parasit 'Bersarang' dalam Wajah Seorang Wanita di Rusia
Kematiannya mau tak mau mengungkit masa lalu kelam penduduk Amerika Serikat soal parasit berbahaya ini.
Rupanya kasus yang menimpa Eddie bukanlah hal baru karena tercatat 145 orang di Negeri Paman Sam pernah terinfeksi Naegleria fowleri selama kurung waktu 1962 hingga 2018.
Ahli epidemiologi negara bagian Carolina Utara, Zack Moore pun mewanti-wanti masyarakat untuk waspada terhadap ancaman amoeba pemakan otak.
Baca Juga: Mulai Sekarang Tinggalkan Kebiasaan Tidur Bawa Ponsel, Berisiko Gangguan Otak
"Simpati kami pada keluarga Eddie Gray dan orang-orang terkasih. Orang-orang harus menyadari bahwa organisme ini ada di danau air tawar hangat, sungai dan mata air panas di seluruh Carolina Utara. Jadi, berhati-hatilah saat Anda berenang atau menikmati olahraga air!" ungkapnya.
Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Carolina Utara, Naegleria fowleri sebenarnya tidak berbahaya jika tertelan.
Namun, makhluk kecil bisa berakibat fatal jika masuk ke hidung, terutama jika pengunjung danau nekat berenang, menyelam, bermain ski tanpa alat pelindung hidung.
Pasalnya, ia akan dengan mudah naik ke jaringan otak melalui saraf penciuman hingga menggerogoti sel-sel di dalamnya.
Menurut bahasa kedokteran, ini disebut meningoensefalitis amoeba primer.
Biasanya orang yang telah terinfeksi akan mengalami gejala sakit kepala, mual dan muntah seperti gejala flu biasa.
Baca Juga: Satu Buah Apel Ternyata Mengandung 100 Juta Bakteri, Baik atau Buruk Bagi Kesehatan?
Namun, perkembangannya yang begitu cepat membuat penyakit ini susah dideteksi hingga seringkali penderita meninggal dunia hanya dalam kurun waktu satu hingga dua minggu.
Mengutip WebMD.com, ukuran Naegleria fowleri begitu kecil hingga tak dapat dilihat dengan mata telanjang, yakni 8 hingga 15 mikrometer.
Sementara, sebagai perbandingan, lebar rambut manusia justru mencapai 40-50 mikrometer.
Namun, kamu boleh bernapas lega karena Naegleria fowleri hanya bisa hidup di perairan tawar.
Baca Juga: Libur Lebaran Ke Thailand? Awas Waspada Bakteri Mematikan Ini
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Carolina Utara menyarankan para pengunjung danau untuk menggunakan klip hidung ataupun menjaga posisi kepala tetap di atas selama berenang.
Lebih lanjut, mereka juga melarang untuk mengaduk endapan yang berada di bawah danau.
Sayangnya, hingga kini belum ada teknologi yang mampu menghilangkan keberadaan amoeba pemakan otak dari perairan tawar. (*)
Innalillahi, Ayah Jessica Iskandar Meninggal Dunia, Istri Vincent Verhaag Tulis Pesan Pilu
Source | : | New York Times,WebMD |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |