Mengajak Siti, Tan kemudian kembali ke Cina untuk menemui orang tuanya. Dalam perjalanan pulang di muara Sungai Musi, Tan ingin melihat hadiah emas dari kedua orang tuanya.
Tapi dia kemudian kaget saat melihat bahwa tujuh guci tersebut hanya berisi sayuran sawi asin.
Marah, Tan pun membuang semua guci ke laut. Tapi satu guci terjatuh di atas dek dan pecah. Barulah saat itu Tan menyadari bahwa ada emas yang terletak di bawah tumpukan sawi.
Tanpa pikir panjang, Tan lalu melompat ke laut untuk mengambil emas-emas tersebut.
Lama ditunggu, Tan enggak muncul juga ke permukaan. Khawatir, Siti lalu berpesan pada para pengawalnya, “Jika kelak ada tanah tumbuh di Sungai Musi ini, maka di situlah kuburan kami,” sebelum akhirnya ikut terjun berusaha membantu Tan.
Naas, baik Tan maupun Fatimah enggak pernah muncul kembali ke permukaan.
Daratan yang kini muncul di Sungai Musi disebut dengan Pulau Kemaro.
Baca Juga: Ngeri! 9 Mayat Tanpa Busana Berlumuran Darah Tergantung di Kolong Jembatan
Kisah cinta bertepuk sebelah tangan yang berakhir dengan tragis ini adalah legenda terbentuknya Candi Prambanan.
Menurut cerita, Roro Jonggrang adalah putri dari Raja Boko yang terkenal dengan kencatikannya. Banyak pria jatuh hati padanya, termasuk Bandung Bondowoso, ksatria sakti asal Pengging.
Bandung Bondowoso lantas mendatangi Raja Boko untuk melamar Roro Jonggrang.
Takut menyinggung perasaan Bandung Bondowoso dan berniat untuk menjaga keamanan kerajaannya, Raja Boko mengiyakan permintaan tersebut dengan syarat Bandung Bondowoso harus menyampaikan maksudnya secara langsung pada putrinya.
Roro Jonggrang yang enggak suka pada Bandung Bondowoso lalu memberikan sebuah syarat berat bagi Bangdung Bondowoso.
Permintaannya adalah dibuatkan 1000 candi dalam waktu satu malam. Percaya diri, Bnadung Bondowoso pun menyanggupi syarat itu.
Dengan bantuan dari pasukan gaibnya, pembangunan candi-candi tersebut berjalan dengan lancar. Roro Jonggrang yang panik kemudian meminta seluruh abdi dalem istana untuk mengumpulkan seluruh jerami dan ayam yang ada di istana.
Jerami tersebut lalu Roro Jonggrang bakar sehingga apinya terlihat seperti matahari pagi terbit yang kemudian membuat ayam-ayam berkokok.
Melihat matahari telah muncul dan mendengar suara kokokan ayam, pasukan gaib Bandung Bondowoso pun kabur karena takut dengan sinar matahari. Menyisakan satu candi yang belum selesai dibangun.
Curiga, Bandung Bondowoso pun menyelidiki arah datangnya cahaya matahari tersebut. Setelah tahu bahwa Roro Jonggrang mengelabuinya, dia mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu dan menempatkannya dalam candi ke-1000. (*)
Artikel ini telah tayang di Cewekbanget.id dengan judul, “Merinding, Ini 5 Kisah Cinta Legendaris Indonesia yang Harus Berakhir Tragis!”
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | cewekbanget.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |