Grid.ID - Menjadi seorang tentara adalah idaman bagi sebagian orang, tetapi tidak dengan Prada DP.
Pelaku pembunuhan dan mutilasi Vera Oktaria, Prada DP ternyata tak sanggup jadi tentara dan takut ketinggian, sehingga nekat kabur dari pendidikan TNI.
Usai kabur dari pendidikan TNI, Prada DP yang merayap di pagar kawat berduri juga mencuri jemuran pakaian warga.
Kronologi kaburnya salah satu siswa di pendidikan infanteri di Baturaja itu terungkap dalam persidangan kelima yang baru-baru ini digelar.
Seperti yang wartakan Kompas.com, saat ini persidangan atas kasus desersi menetapkan Prada DP bersalah dan mendapat hukuman 3 bulan penjara.
Akan tetapi, terkait kasus pembunuhan dan mutilasi Vera Oktaria hingga kini masih bergulir di Pengadilan Militer I-04 Jakabaring, Palembang.
Dalam sidang kelima yang digelar pada Kamis(15/8/2019) itu, Prada DP tak hanya mengungkap alasan membunuh dan memutilasi Vera Oktaria, tetapi juga alasan dirinya kabur dari pendidikan militer.
Kabur dari pendidikan militer yang dijalani Prada DP tidak mudah, lantaran harus melewati kawat yang berduri.
Melansir dari laman TribunSumsel, upaya Prada DP untuk kabur dari lokasi pendidikan diungkapnya di depan hakim dan oditur, serta seluruh peserta yang hadir di persidangan.
Baca Juga: Tak Tahu Terima Kasih, Prada DP Tega Membunuh Vera yang Sudah Membiayai Sekolahnya
Prada DP mengaku harus merayap di kawat berduri dan berjalan kaki ke permukiman warga yang berjarak sekitar 500 meter.
"Malam itu, pertama saya ke kantin untuk minta kantong plastik hitam agak besar ke ibu kantin. Tujuannya untuk bisa masukkan baju saya ke dalam kantong. Saya tidak ada ngomong rencana kabur itu ke orang lain," ujar Prada DP di Pengadilan Militer I-04 Jakabaring Palembang, Kamis (15/8/2019).
Ia juga harus menyelinap ke belakang kelas sebelum merayap melewati kawat berduri.
"Setelah itu saya menyelinap ke belakang kelas. Terus merayap melalui kawat duri di belakang kelas itu," sambungnya.
Prada DP mengaku tak tahu akan pergi kemana, tetapi ia nekat kabur dari tempat latihan.
"Saat keluar itu, tidak ada pikiran mau ke mana-mana. Saya cuma hanya ingin segera keluar saja dari tempat itu," imbuhnya.
Tak hanya itu, Prada DP juga nekat mencuri jemuran pakaian warga dan juga mengambil sandal milik warga.
Mengaku takut tertangkap dan hari sudah larut, Prada DP akhirnya menginap di rumah yang pintunya terbuka.
Ia juga mengatakan dapat nasehat dari ibu lontong, pemilik rumah tempatnya bersinggah sementara.
"Sempat dinasihati biar kembali ke pendidikan karena masuk TNI itu susah. Tapi saya tetap tidak mau kembali ke sana," ucap Prada DP.
Oleh calon menantu ibu Lontong, Prada DP diantar pulang ke arah Kota Palembang.
Setibanya di Palembang, Prada DP mengaku tak langsung pulang ke rumah karena takut mengecewakan orang tuanya.
"Sampai di Palembang tidak langsung pulang ke rumah karena takut. Saya takut mengecewakan orang tua," ujarnya.
Baca Juga: Usai Mutilasi Korban, Prada DP Justru Asyik Makan Jeruk dan Merokok di Samping Jenazah Pacarnya
Pasalnya, saat itu ia tengah menjalani pendidikan infanteri di Baturaja, dan enggan ikut dalam proses rekrutmen menjadi tim komando.
Hal itu dilakukannya lantaran Prada DP mengaku takut ketinggian.
"Mulai ada masalah sejak proses seleksi calon tim komando.
Baca Juga: Tangisan Prada DP Disebut Air Mata Buaya, Ibunda Vera Oktaria Tolak Permintaan Maaf Keluarga Pelaku
Baca Juga: Tetap Nyentrik, Lihat Gaya Menteri Susi Pudjiastuti dengan Kebaya Saat Upacara Kemerdekaan RI ke-74
Sebelumnya saya sudah diputuskan, tapi dipanggil lagi. Padahal saya takut ketinggian," kata Prada DP.
Karena takut ketinggian, Prada DP kemudian memutuskan untuk kabur.
Padahal, pada tanggal 3 Mei 2019, Prada DP terlanjur menandatangani surat pernyataan setuju untuk menjalani tes calon anggota komando. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunsumsel.com |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |