Grid.ID - Kisah Layangan Putus yang viral bisa jadi solusi cara atasai trauma akibat perselingkuhan seperti yang dibagikan psikolog.
Psikolog bagikan cara atasi trauma akibat perselingkuhan, salah satunya menulis cerita seperti kisah Layangan Putus yang belakangan viral.
Tak hanya menulis cerita seperti kisah Layangan Putus yang viral, psikolog bagi cara atasi trauma akibat perselingkuhan lainnya yang patut diterapkan agar hidup lebih baik.
Seperti yang diketahui, kisah perselingkuhan seperti pada cerita Layangan Putus yang viral sangat membekas pada diri korban.
Saking membekasnya, kedok perselingkuhan suami diceritakan oleh istri yang merasa disakiti usai ditinggalkan dan diselingkuhi.
Cerita Layangan Putus dibagikan oleh pemilik akun Facebook Mommi Asf dan langsung viral.
Meskipun begitu postingan kisah Layangan Putus yang viral tersebut telah dihapus oleh pemilik akun.
"Mommi minta maaf kepada para pembaca.
"Mommi bukan orang jahat, hanya ingin menulis.
"Mommi masih butuh banyak belajar, mencari dan membuat tulisan yang membawa kebaikan pada pembaca juga kepada mommi sang penulisnya.
"Semoga para pembaca dan mommi selalu dilembutkan hati nya...
"Mohon doa nya dari kakak kakak dan sahabat online semua, mommi dan anak anak selalu sehat dan berkumpul bersama yaa..
"Mereka kekuatan mommi, mohon doa segala yang baik utk mereka ya.. aaamiin." tulis Mommi Asf.
Namun, cerita tersebut telah tersebar luas seperti yang tampak pada laman Tribun Sumsel berikut ini.
Kisah yang ditulis Mommy Asf ternyata merupakan salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma akibat perselingkuhan.
Hal tersebut seperti pendapat Psikolog Keluarga, Adib Setiawan S.Psi., M.Psi, dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia yang beralamat di Bintaro, Jakarta seperti yang dilansir dari laman Tribunnews.com, pada Rabu (6/11/2019).
Menurut Psikolog Adib, cara atasi trauma akibat perselingkuhan dapat dengan berbagai macam hal.
Berikut ini cara atasi trauma akibat perselingkuhan :
1. Menulis Kisahnya
Menulis adalah salah satu cara mudah yang bisa dilakukan untuk mengurangi trauma akibat perselingkuhan.
Dengan menulis, maka beban perasaan akan menjadi lebih berkurang dan hati lebih lega.
Selain itu, cara ini juga bisa digunakan bagi kalian yang sulit terbuka dengan orang lain.
Hal ini lantaran, buat kamu yang ingin cepat pulih dari trauma paska perselingkuhan jangan pernah memendam perasaan sendirian.
Kamu bisa menuliskan perasaanmu itu pada media buku harian maupun grup di media sosial.
Seperti yang dilakukan korban perselingkuhan kisah Layangan Putus yang menuangkan ceritanya di sebuah grup penulis ternama nasional yang dipimpin oleh Isa Alamsyah, suami penulis Asma Nadia di Facebook.
2. Curhat dengan Orang yang Dipercaya
Untuk mengurangi trauma akibat perselingkuhan kamu sebaiknya membagikannya pada orang yang dipercaya.
"Bisa cerita dengan orang-orang terdekat itu supaya dia ada dukungan, dia perlu dukungan untuk tetap tegar," ujarnya melalui sambungan telepon via Tribunnews.com, pada Selasa (5/11/2019).
Menurut Psikolog Keluarga Adib, korban perselingkuhan rentan stres sehingga perlu membagi bebannya pada orang lain.
Benar saja, seperti dilansir Grid.ID dari laman GoodTherapy, ada beberapa dampak perselingkuhan antara lain :
Kegelisahan
Depresi
Kesusahan meningkat
Rasa Percaya yang berkurang
Menyalahkan diri sendiri
Kemarahan
Stress
Performa di tempat kerja yang buruk
3. Lebih Rutin Berolahraga
Berolahraga juga bisa meningkatkan semangat, sehingga mengurangi trauma akibat perselingkuhan.
"Olahraga bisa menjadi satu di antara pilihan yang baik untuk mengatasi trauma paska perselingkuhan," ujar Adib.
4. Melakukan Hobi yang Disukai
Kmau bisa melakukan hobi yang disukai untuk mengurangi trauma akibat perselingkuhan.
Menonton film, membaca buku, atau traveling bisa menjadi solusi melepas penat dan beban, sehingga menjadikan hati lebih cepat lega.
"Kalau dia sibuk melaksanakan kegiatan atau hobi yang dia suka, itu bisa menjadi meringankan bebannya," ujar Adib.
5. Mengikuti Terapi Psikolog
Mengikuti terapi menjadi salah satu cara yang bisa kamu pilih untuk mengurangi trauma akibat perselingkuhan.
Adib juga menyampaikan wanita harus menjadi lebih kuat supaya tidak mudah menjadi korban laki-laki.
"Wanita dan laki-laki harus memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam hal pendidikan, harkat dan martabat, termasuk juga dalam peluang-peluang pekerjaan.
Karena seringkali laki-laki berani menginjak-injak perempuan karena posisi perempuan dalam posisi yang lemah," ujar Adib.
Tak hanya itu, Adib juga menyarankan agar wanita memiliki cita-cita dan kemampuan supaya tidak selalu bergantung pada laki-laki.
"Tentunya saya katakan, saya lebih menyarankan bagaimana perempuan harus punya keahlian, harus punya cita-cita supaya para lelaki ini mereka tidak seenaknya sendiri," pungkasnya. (*)
Source | : | tribunnews,Goodtherapy.org,TribunSumsel |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |