Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Muafatim atau kerap disapa Fatim (20), anak bungsu dari Surono (51), pria yang ditemukan tewas dicor di musala rumahnya, mengaku sempat mendapatkan petunjuk lewat mimpi.
Sekitar bulan Juni 2019 lalu, dia memutuskan untuk pulang dari tempatnya bekerja sebagai TKW di Malaysia.
Saat sampai di rumah, ia melihat sudah banyak yang berubah semenjak ayahnya dikabarkan menikah lagi pada April 2019.
Bahkan kini, ibunya, Busani, juga sudah menikah siri dengan laki-laki berinisial JM.
Dapur rumahnya yang semula berdinding anyaman bambu dan berlantai tanah, kini sudah dirombak menjadi dapur permanen yang dilapisi keramik.
Di dapur itu pula dibangun musala yang menjadi tempat beribadah ketika dirinya merasa resah tiap kali teringat kabar ayahnya yang sudah menikah lagi dan tinggal di luar Jawa.
Apalagi, dia mengaku tidak bisa menghubungi ayahnya karena tiap kali meminta nomor ayahnya selalu dilarang oleh kakaknya, Bahar.
Bahar selalu beralasan kalau ibu tirinya alias istri baru Surono galak dan tidak ingin Surono berhubungan dengan keluarganya di Dusun Juroju Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo.
Namun siapa sangka, usai menunaikan salat, ia secara tidak langsung mendapat petunjuk dari ayahnya yang disampaikan lewat mimpi.
Melansir dari Surya Malang, terhitung sebanyak dua kali dia memimpikan ayahnya.
Pada mimpi yang pertama, Fatim mendapat pesan dari Surono untuk memayungi dirinya.
Mimpi itu pun sempat ia ceritakan kepada sang ibu, namun hanya dijawab pendek dengan menyebut mungkin Surono sakit dan meminta doa darinya.
Kemudian di mimpi kedua, sang ayah berpesan kepada Fatim untuk menjaga ibunya dan menyebut kalau dirinya kesal dengan sang anak Bahar.
"Dalam mimpi itu bapak bilang 'nduk, lindungi bu-e yo, aku kesel karo Bahar'. Saya langsung terbangun setelah mimpi itu," ujar Fatim.
Dari situlah perlahan keberadaan dan kabar daripada ayahnya terkuak.
Seperti yang dikabarkan sebelumnya oleh Kompas.com, Surono ditemukan sudah tak bernyawa di rumahnya setelah hilang tak ada kabar selama 7 bulan.
Jasad Surono sendiri diketemukan dicor di bawah musala rumahnya di Desa Sumbersalak, kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizl mengatakan, hasil autopsi dari pihak DVI Polda Jatim bersama Polres Jember menunjukkan Surono dibunuh dengan benda tumpul.
Namun saat itu polisi masih belum bisa menetapkan siapa tersangkanya, sebab dari keterangan, Bahar dan Busani saling tuduh.
Busani bersaksi melihat Bahar memukul Surono menggunakan linggis hingga tewas dan dikuburkan di bawah musala rumahnya.
Namun kesaksian itu dibantah Bahar dan menyebut yang membunuh Surono adalah suami siri Busani.
Hal ini tentu membingungkan tim penyidik.
Sementara itu, Fatim menduga kalau sang kakak yang tersulut oleh rasa iri ini yang telah tega membunuh Surono.
Apalagi setelah sang ayah membelikan Fatim sebuah sepeda motor Honda CBR seperti yang dimintanya pada bulan Maret lalu.
"Kakak itu memang kerap bilang, apa-apa yang diberi saya oleh bapak. Padahal bapak memperlakukan sama kepada kami," ungkap Fatim.
"Saya nggak nyangka, juga kaget kok sampai tega begitu. Dikuburnya di situ lagi, tempat saya salat," ujarnya lirih.
Sedangkan Busani, juga ditahan karena mengetahui perbuatan Bahar namun membiarkannya.
Bahkan, wanita yang sudah 29 tahun berumah tangga dengan Surono tersebut malah seolah mengamini perbuatan keji anaknya.
Melansir dari Surya Malang, perbuatan keji ini dilatarbelakangi oleh rasa cemburu dan sakit hati Busani.
Sebab selama beberapa tahun terakhir, usaha suaminya itu terbilang sedang naik omset namun uang belanja bulanan Busani tidak mengalami kenaikan.
Dan bahkan menurut penuturannya, semenjak usaha kopi suaminya sukses, Surono justru kerap pergi dan baru pulang tengah malam.
"Akhir-akhir ini kan dia sukses. Tetapi setelah sukses, dia itu suka jalan sendiri. Tidak ajak-ajak saya, bahkan lebih sering pergi atau makan di luar," terang Busani.
"Biasanya pergi siang, pulang ke rumah itu malam anatara jam 10 malam sampai jam 1 malam," bebernya.
Busani pun sempat menegur suaminya itu, namun Surono justru marah dan menyebut kalau itu bukan urusannya.
Busani pun tambah kesal lantaran setelah diselidiki, beberapa orang menyebut kalau Surono memiliki kekasih lain.
"Saya selidiki, kata beberapa orang yang bekerja di ladang itu, dia punya pacar. Saya pun bertanya kepadanya. Dia malah meminta saya cari suami lain. Selalu begitu jawaban dia kalau marah," terang Busani lagi.
Ia pun kemudian curhat dengan Bahar yang kemudian ditanggapi Bahar dengan menyebut kalau dirinya akan membunuh sang ayah.
"Mendengar cerita saya, Bahar langsung bilang 'lek ngono, tak pateni ae (kalau begitu aku bunuh saja)'," kata Busani sambil menirukan ucapan anaknya itu.
Mendengar perkataan anaknya itu, bukannya menegur atau melarangnya, Busani justru mengaku ikhlas kalau seandainya Bahar membunuh ayahnya.
"Saya bilang, 'saya ikhlas' dan 'terserah kamu'," kata Busani lebih lanjut.
Akhirnya pada suatu malam di bulan Maret 2019, Bahar pun melancarkan aksinya.
Busani pun ikut terlibat dalam proses eksekusi ini dengan mengambilkan linggis sesuai permintaan Bahar untuk membunuh Surono.
Namun sebagai catatan, Busani beberapa kali selalu memberikan keterangan yang berubah-ubah kepada polisi.
Tapi polisi sudah berkeyakinan kalau Busani lah yang menjadi saksi kunci dari tewasnya Surono.
Sehingga pada Kamis (07/11/2019), polisi tanpa ragu menetapkan Bahar Mario dan Busani sebagai tersangka atas kasus yang menewaskan Surono.
(*)
Jennifer Coppen Akui Berat Badannya Turun hingga Pernah Terpikir Ingin Mengakhiri Hidup Sepeninggal Dali Wassink: Terlintas di Otakku
Source | : | Kompas.com,Surya Malang |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |