Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Rieke Andrianti ditemukan sudah tak bernyawa oleh warga Rusun Griya Tipar Cakung di kamarnya yang terletak di lantai 5 rusun itu.
Wanita 43 tahun yang sehari-hari berprofesi sebagai driver ojol dan pegawai travel umrah itu diketahui tewas terkunci dari dalam unit rusunnya dengan kondisi yang mengenaskan.
Seperti yang dilansir dari Tribun Jakarta, jasad Rieke ditemukan sudah bersimbah darah dan ditutup oleh kasur, Jumat (8/11/2019).
Kejadian ini sontak menggemparkan penghuni lain di Rusun Griya Tipar Cakung, RT10/10, Kelurahan Cakung Barat, Jakarta Timur.
Apalagi setelah dilakukan penyidikan oleh polisi, pelaku pembunuhan tak lain adalah tetangga korban sendiri bernama Jemi Oppier.
Kepada polisi, pelaku telah mengakui perbuatannya dan beralasan nekat melakukan perbuatan kejinya itu lantaran merasa sakit hati.
"Pelaku sakit hati kepada korban karena diejek dan dikata-katai hitam dekil," ungkap Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Jerry R SIagian, Sabtu (09/11/2019).
*Kronologi Kejadian*
Tepatnya Jumat (08/11/2019), menjadi hari di mana Jemi Oppier melancarkan aksi kejinya kepada Rieke.
Kala itu, niat jahatnya tiba-tiba muncul setelah melihat jendela rumah Rieke terbuka.
Pelaku yang usai berkumpul bersama teman-temannya di rusun itu lalu bergegas ke rumah untuk mengambil pisau guna menghabisi nyawa Rieke.
Melansir dari Kompas.com, pelaku kemudian mengendap-endap masuk ke dalam rumah Rieke melalui jendela yang terbuka itu.
Di dalam, pelaku yang melihat korban tertidur pulas segera menusuknya sebanyak 6 kali di bagian leher dan dada.
Korban diketahui sempat berusaha melakukan perlawanan saat pelaku berusaha menghabisi nyawanya.
Hal itu terbukti dari luka lecet di bagian dada dan perut korban.
Namun usaha korban sia-sia karena pelaku terus menusuk tubuh korban hingga tengkoraknya pecah dan tubuhnya bersimbah darah.
Setelah dirasa korban tidak bernyawa, pelaku kemudian berusaha untuk menghilangkan jejak dengan merendam pisau yang digunakannya untuk membunuh korban di ember di rumah korban.
Setelah itu, pelaku kemudian mengganti baju dan celana yang dia pakai karena sudah terkena cipratan darah.
Baca Juga: Kronologi Kapolsek Berlutut dan Memohon Kepada Warga yang Mengamuk Sambil Membawa Golok
Ia mengambil baju dan celana anak korban yang ada di dalam lemari dan memakainya.
Tak lupa ia juga mengambil tas hitam milik korban untuk menyimpan baju, celana, dan pisau yang telah dia rendam di ember.
Setelah beres, pelaku kemudian menyelinap keluar melalui jendala yang dia gunakan untuk jalan masuk.
"Setelah melakukan kegiatan tersebut (pembunuhan), tersangka masuk ke kamar mandi, pisau dimasukkan ke ember yang berisi air untuk menghilangkan bekas darah," jelas Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Senin (11/11/2019).
Pelaku pun kemudian melangkah keluar seperti biasa untuk menghindari kecurigaan dari orang-orang.
Ia lalu membuang tas hitam berisi barang bukti baju, celana, dan pisau ke selokan sekitar rusun untuk menghilangkan jejak.
"Tersangka mengambil tas korban, kemudian dimasukkanlah celana dan baju yang terkena darah untuk menghilangkan kecurigaan tetangga. Lalu, tas dibuang di got di sebelah rumah," lanjut Argo.
Namun sayangnya, usahanya menghilangkan jejak terendus juga oleh pihak kepolisian.
Jemi Oppier akhirnya diringkus oleh tim gabungan personel Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Timur, dan Polsek Cakung.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku akan dijerat dengan Pasal 340 dan atau Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.
*Tengkorak Korban Pecah*
Sementara itu, dari hasil pemeriksaan awal Tim Identifikasi Polres Metro Jakarta Timur, terdapat sejumlah luka di tubuh korban yang mana paling dalam hingga menembus tengkorak.
Baca Juga: Hanya Gara-gara Tak Sengaja Berpapasan, Satu Keluarga Berakhir Tragis Dibantai Geng Narkoba Meksiko
"Ada yang sampai tengkoraknya pecah," kata Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Pol Edy Purnomo, saat ditemui secara terpisah.
"Kalau luka di leher mengenai pembuluh darah besar di leher. Luka di kepala dan leher ini penyebab kematian korban," terangnya.
Namun pihaknya masih memerlukan pemeriksaan terkait senjata tajam apa yang digunakan sampai bisa membuat tengkorak korban pecah.
"Kalau luka tusuk di perut kan kelihatan dari bekas di pinggir kiri kanannya. Karena di bawahnya ada jaringan tengkorak, dan tengkoraknya rusak. Sulit kelihatannya," ujarnya.
Bila dirinci, terdapat 11 luka tusuk di bagian tubuh Rieke yang masing-masing ada di bagian kepala sisi kiri dan kanan, pipi kanan dan kiri, serta dahi.
Di leher kanan, pundak kanan dan kiri, lengan kanan dan lengan kiri, terakhir di kaki kanan bawah sekitar betis.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |