Akan tetapi, dokter mengatakan benjolan tersebut tak bisa disedot.
"Tiga hari kemudian kubawa pulang, istilahnya, daripada meninggal di rumah sakit, lebih baik di rumah bisa dilihat. Bisa bersama dulu untuk sementara. Kata dokter kan, sudah menjalar tumornya. Kata dokter sudah berserat," terang Husor.
Setelah Renaldi meninggal di tahun 2015, anak keempatnya, Sefania Gultom yang baru 2 tahun juga terkena sakit yang sama.
Baca Juga: Satlantas Polres Kendal Pasang Mata Kucing, Antisipasi Kecelakaan
Kali ini, Husor membawa Sefania ke pengobatan tradisional dan pada tahun 2017 anak keempatnya itu meninggal dunia.
Namun, anak kelima atau anak bungsu Husor dan Delina yang bernama Daud Alfaro Gultom (1,5) tengah mendapat perawatan di RS Universitas Sumatera Utara, Medan dan didiagnosis yang sama dengan ketiga kakaknya, yaitu tumor mata.
Daud mendapat gangguan di mata sebelah kiri yang membengkak dan berbentuk seperti mata kucing.
Baca Juga: Sadis! Mata Kucing Ini Dicungkil Oleh Orang Asing, Netizen Geram!
Baru-baru ini, Bupati Simalungun JR Saragih meminta stafnya untuk datang membesuk dan mengantarkan dana bantuan sebesar Rp 10 juta untuk pengobatan.
Pasangan yang tinggal di Desa Huta Suka Dame, Nagori Tiga Bolon, Kabupaten Simalungun kini masih berikhtiar untuk kesembuhan anak bungsunya.
"Mudah-mudahan ini yang terbaik untuk anak saya. Tanpa orang itu, mungkin sekarang kami belum di sini. Saya cuma bisa mengucapkan terima kasih banyak. Mudah-mudahan anak kami sembuh. Ini rejeki Daud, ini mukjizat untuk dia," pungkas Husor Rumanto Gultom. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |