Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID – Seorang penyelam Inggris merekam pemandangan tak biasa di Laut Bali, Indonesia.
Rekaman video mengejutkan itu menunjukkan dirinya tengah berenang di antara sampah plastik dan ikan.
Dilansir Grid.ID dari The Guardian, sebuah video singkat diunggah oleh penyelam asal Inggris, Rich Horner di akun media sosialnya.
Video itu menunjukkan bahwa air tempatnya menyelam dipenuhi dengan sampah plastik dan bungkus makanan yang direkam di titik penyelaman bernama Manta Point.
(Inilah Lokasi Favorit Diving Nadine Chandrawinata, Alasannya Membuat Makin Cinta Indonesia)
Manta Point adalah lokasi pengamatan ikan Pari Manta.
Lokasi ini berupa batu kapur yang muncul ke permukaan di Tanjung Pandan, dekat ujung barat Pulau Nusa Penida, Bali.
Ikan Pari Manta kerap berkunjung ke situs tersebut untuk dibersihkan dari parasit oleh ikan yang lebih kecil.
Manta Point juga sering disebut sebagai tempat pembersihan.
Dalam sebuah postingan Facebook pada 3 Maret 2018, Rich Horner menulis bagaimana arus laut membawa 'hadiah indah'.
(Alor, 'Surga Diving' yang Bisa Dinikmati Hanya Dengan Rp 3 juta! Intip Kisaran Budgetnya)
Video tersebut menunjukkan Rich Horner berenang melalui kekacauan selama beberapa menit.
Dalam video itu, Rich Horner terlihat berenang di antara limbah-limbah plastik yang mengambang.
Pemberitaan tentang laut Bali yang penuh sampah, menarik perhatian media dunia.
Tapi tak seperti media asing yang menaruh perhatian pada sampah yang mencemari lautan Bali, Kementerian Pariwisata justru menyanggah pemberitaan yang beredar.
Dilansir Grid.ID dari akun Facebook Kementerian Pariwisata, mengunggah sebuah video pada 10 Maret 2018.
Fakta itu diungkap Diver asal Lampung, Arief Nugroho.
Saat berlibur ke Nusa Penida, Bali, 9 dan 10 Maret 2018, Arief ternyata merekam suasana terkini kawasan perairan Crystal Bay dan Nusa Lembongan.
Hasil rekamannya bahkan langsung diunggah ke laman yang saat ini sudah dihapus.
“Asyiknya diving bareng penyu di Crystal Bay, Nusa Penida, hari ini,” tulis akun ariefnugroho19, Sabtu (10/3).
Pria yang belakangan diketahui lahir di Bandar Lampung itu memang tak asal tulis.
Dalam video berdurasi 33 detik itu, terlihat jelas jernihnya laut Nusa Penida.
Dengan balutan warna hijau tosca, Arief terlihat enjoy berenang bersama sekor penyu.
(Indah Sekali, 5 Tempat Snorkling dan Diving Favorit di Karimunjawa)
“Sumpah indah banget. Saya melihat schooling ikan, penyu sampai ikan manta. Kalau oksigen nggak habis, malas saya meninggalkan laut Nusa Penida,” ungkapnya saat dihubungi.
Crystal Bay digambarkan sebagai surganya under water dunia.
Bagi pria yang pernah ambil bagian dalam pemecahan Guiness World Record saat Sail Bunaken 2009 itu, panorama sekitar Nusa Penida juara banget.
Karang-karangnya seperti diukir maestro seni dunia. Lautnya dibungkus gradasi biru tua-biru muda-kehijauan. Destinasinya bahkan ikut diapit dua bukit hijau.
“Bicara Nusa Penida cuma ada tiga kata yang cocok menggambarkan tempat ini, "It’s unbelievably cool!". Airnya seperti agar-agar biru transparan yang memamerkan terumbu karang di dasarnya,” paparnya.
(Arkeolog Temukan Pemakaman Bawah Laut yang Diperkirakan Berusia 7 Ribu Tahun )
Spot yang direkomendasikan adalah Toyapakeh, terumbu karang subur dengan banyaknya ikan besar seperti giant trevallies.
Ada juga Ceningan Wall yang punya tembok koral vertikal dengan kedalaman 180 meter.
Manta Point yang jadi tempat manta raksasa.
“Jangan lupa Crystal Bay. Ada Napoleon fish, terumbu karang yang sehat, gua-gua bawah laut dan table coral raksasa yang dihuni ratusan ikan,” urainya.
(Nggak Biasa, di Jepang Ada Kotak Pos di Bawah Laut loh!)
Dame, Dive Instructur Mola-Mola Dive Resort juga seirama.
Pria yang sudah puluhan tahun menetap di Nusa Lembongan itu mengaku tak pernah melihat sampah dalam jumlah massif. Kalau pun ada, sampah akan langsung diangkat oleh dive master setempat.
“Mata pencaharian kami kan di pariwisata. Kalau ada sampah, kami pasti akan seret rezeki,” ungkapnya.
Hal lain yang membuatnya tak yakin dengan postingan Rich Horner adalah Maret merupakan fase sasih bagi masyarakat Bali.
“Itu adalah bulan kesembilan Bali. Artinya, ekosistem laut bagus. Mancing bagus. Gelombang juga bagus. Video Arief sudah menjelaskan semuanya. Schooling ikan artinya ekosistem laut bagus,” ungkapnya.
Joe Lade, Dive Master asal Alor juga ada di barisan yang sama.
Selama periode Februari sampai Maret 2018, dia mengaku banyak menerima tamu yang mayoritas bahkan wisman.
“Kalau banyak sampah plastik seperti di video, kapal-kapal yang menyeberang ke Nusa Penida pasti baling-balingnya akan macet. Sampah plastik nyangkut ke baling-baling. Wisman juga bakal banyak komplain. Sekarang cek saja di lapangan. Di sini ada sekitar 20-an perusahaan diving. Semuanya masih panen wisman,” ungkapnya.
Setiap harinya, dia mengaku tak kurang melayani 50 pax, sebanyak 80% di antaranya berasal dari luar negeri.
“Itu setengah dari peak season. Kalau peak season biasanya bisa 100-an pax per hari. Jadi bisnis masih berjalan bagus,” ungkapnya.
(Misteri yang Tersimpan di Bawah Laut Bikin Merinding, 90 Persen Belum Dipetakan)
Ruud Lubbers, wisman asal Belanda yang ikut menyaksikan video tadi juga sampai dibuat penasaran.
Bersama koleganya, dia mengaku makin semangat menjelejahi Pantai Atuh, Broken Bay, Angel’s Billabong hingga Crystal Bay yang ada di sekitaran Nusa Penida.
"Daripada hanya ngomongin viral yang belum tentu jelas kebenarannya, ya saya coba buktikan sendiri seperti apa keindahannya. Kalau lihat video ini, rasa-rasanya saya lebih percaya postingan Arief ketimbang viral di Facebook," tambahnya.
Menteri Pariwisata pun angkat bicara.
Dia mengaku sangat mengapresiasi postingan Arief Nugroho.
“Videonya sudah bercerita banyak. Silakan berlibur ke Nusa Penida. Kondisinya sangat bersih sebersihnya,” ungkap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI," tulis Kementerian Pariwisata dalam postingannya.
Pernyataan Kementerian Pariwisata ini secara tak langsung menyanggah berita viral yang belakangan menyudutkan laut Bali.(*)
(Wakatobi yang Memukau, dari Coral Bawah Laut hingga Kampung Terapung)