Ia menjadi tukang cukur rambut di balik terali besi. Kini, pria yang akrab disapa Slamet di kampung halamannya itu telah berpulang.
"Slamet pekerja keras. Ia memutuskan pergi ke Arab karena ingin lebih membahagiakan keluarganya," ujar tetangga di kampung halaman, Munir (40), yang pernah bekerja bersama Zaini sebagai sopir angkutan.
Zaini meninggalkan Tanah Air pada 1992 dan memilih bekerja sebagai sopir pribadi di negara Arab Saudi.
Sembilan tahun kemudian, 2001, ia pulang ke kampung halaman dan membuat kios kecil yang melekat di sisi kanan rumahnya.
Putra sulungnya, Syaiful Thoriq, mengisahkan, sang ayah memutuskan berangkat kembali ke Arab Saudi karena membutuhkan modal usaha toko yang dibangunnya.
"Bapak memang ingin berhenti menjadi TKI dan ingin membuka usaha toko di rumah, tetapi terpaksa kembali berangkat karena butuh modal," ucap Thoriq.
Namun, petaka menimpa Zaini pada 13 Juli 2004. Ia ditangkap polisi Arab Saudi.
Tuduhannya tidak main-main, membunuh majikannya, Abdullah bin Umar.
Kala itu, Thoriq masih berusia 12 tahun dan Mustofa berusia 2 tahun.
Kendati berada di dalam penjara, Zaini tidak diam begitu saja.
Ia menjadi tukang cukur rambut dadakan.
Uang hasil mencukur dikirim kepada keluarganya.
Thoriq menyatakan, ia bersama Mustofa diberangkatkan Kementerian Luar Negeri untuk menemui ayahnya pada Januari 2018.
Kunjungan itu merupakan kesempatan ketiga bagi keduanya bertemu Zaini.
"Bapak memberikan uang Rp 18 juta untuk modal buka toko. Uang itu dari hasil menjadi tukang cukur rambut di dalam penjara," ujarnya. (*)
5 Tips Memilih Warna Lipstik Buat Kulit Warm Tone, Wajib Hindari Pakai Beberapa Shade Ini!
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |