Konsep diskotek tersebut mengadopsi tempat hiburan malam dari Amerika, Jerman dan Paris.
Diskotek milik ayah Atiqah Hasiholan ini pun tak pernah sepi pengunjung, karena dilengkapi dengan lantai dansa yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk melepas penat.
Tersedia pula bar untuk pengunjung yang ingin membeli minuman dan makanan.
Tanamur kebanyakan diisi oleh orang asing, dan beberapa remaja hingga sosialita Jakarta.
Untuk sekali masuk, pengunjung harus merogoh kocek antara Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu.
Baca Juga: Ratna Sarumpaet Bebas Bersyarat, Siapa Penjaminnya?
Pengunjung bahkan mendapatkan satu porsi minuman gratis, setelah menukarkan tiket masuk tersebut.
Tanamur juga kerap mengundang DJ untuk menghibur pengunjung.
Diskotek yang setiap harinya dijejali oleh 800 hingga 1.000 pengunjung ini, eksistensinya mulai meredup saat terjadinya krisis moneter di tahun 1990-an.
Tanamur berada di ambang kebangkrutan setelah terjadinya bom Bali pada tahun 2002 silam.
Diskotek legendaris itu pun resmi ditutup pada tahun 2005 silam.
Baca Juga: Pasca Menghirup Udara Bebas, Ratna Sarumpaet Bakal Kumpul dan Makan Bareng Keluarga
(*)
Viral, Warung Mie Ayam di Magelang Ini Banderol Harga Rp 2 Ribu per Mangkok, Penjual Akui Gak Rugi dan Malah Makin Laris, Ini Alasannya
Source | : | Grid.id,intisari,Tribun Jabar |
Penulis | : | Nopsi Marga |
Editor | : | Nopsi Marga |