Ternyata dari kelima ikan itu ada seekor ikan yang berkembang cepat.
Ikan itu bahkan bisa bertelur dan menyimpannya di dalam mulut hingga masa menetas menjadi anak ikan.
Warga desa yang tahu menjadi heran dan berbondong-bondong datang untuk melihat kejadian aneh yang terjadi pada ikan itu.
Kabar itu kemudian terdengar oleh seorang Belanda bernama Schuster.
Schuster merupakan kepala penyuluhan perikanan di Jawa Timur.
Tertarik, Schuster kemudian mengunjungi pegawai desa Papungan untuk melihat ikan tersebut.
Setelah Schuster melakukan penelitian ternyata ikan tersebut diidentifikasi sebagai Tilapia Mossambica.
Sebuah jenis ikan yang berasal dari Afrika.
Menurut K. F. Vaas dan A. E. Hofstede dalam Studies on Tilapia Mossambica Peters (ikan Mujair) in Indonesia, Schuster pada November 1939 menghadiri konferensi ahli perikanan ia mengemukakan temuan ikan Tilapia Mossambica di pulau Jawa.
Semenjak itu pemerintah kolonial Belanda menaruh perhatian tinggi terhadap ikan Tilapia Mossambica.
Karena pertumbuhan ikan itu cepat, perawatan tak ribet dan mudah beradaptasi di rawa-rawa maka pihak kolonial Belanda membudidayakan ikan itu secara besar-besaran.
Bahkan pada masa pendudukan Jepang, para serdadu negeri Matahari Terbit membawa ikan ini ke seluruh penjuru nusantara untuk dibudidayakan di tambak-tambak.
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Penulis | : | Violina Angeline |
Editor | : | Violina Angeline |