Grid.ID - Siapa yang suka makanan berbahan dasar ikan mujair?
Tampaknya banyak orang yang suka makan ikan mujair karena tekstur dagingnya yang lembut.
Rasanya juga sedap ketika dikunyah di mulut, mau dibakar, direbus untuk sup atau digoreng tetap tidak menghilangkan rasa daging ikan mujair.
Hingga sekarang ikan mujair dikategorikan sebagai makanan mewah walaupun ikan ini mudah didapat dan berharga terjangkau.
Namun apakah kalian tahu asal muasal nama ikan mujair?
(BACA: Berkat Ikan Mujair, Hotman Paris Bisa Seperti Sekarang Ini!)
Ternyata ada sejarahnya loh, bukan asal sembarang comot nama saja.
Semuanya berawal dari tahun 1936 pada saat Belanda masih berada di Indonesia.
Saat itu ada seorang pegawai desa dari Desa Papungan, Kanigoro, Blitar, pergi ke Teluk Serang yang terletak di laut selatan.
Sesampainya di sana, pegawai desa tersebut menangkap 5 ekor ikan berbeda yang belum diketahui jenisnya.
Ia kemudian membawa pulang kelima ekor ikan tersebut.
Sesampainya di rumah, pegawai desa itu melepaskan kelima ikan di empang pekarangan rumahnya.
Ternyata dari kelima ikan itu ada seekor ikan yang berkembang cepat.
Ikan itu bahkan bisa bertelur dan menyimpannya di dalam mulut hingga masa menetas menjadi anak ikan.
Warga desa yang tahu menjadi heran dan berbondong-bondong datang untuk melihat kejadian aneh yang terjadi pada ikan itu.
Kabar itu kemudian terdengar oleh seorang Belanda bernama Schuster.
Schuster merupakan kepala penyuluhan perikanan di Jawa Timur.
Tertarik, Schuster kemudian mengunjungi pegawai desa Papungan untuk melihat ikan tersebut.
Setelah Schuster melakukan penelitian ternyata ikan tersebut diidentifikasi sebagai Tilapia Mossambica.
Sebuah jenis ikan yang berasal dari Afrika.
Menurut K. F. Vaas dan A. E. Hofstede dalam Studies on Tilapia Mossambica Peters (ikan Mujair) in Indonesia, Schuster pada November 1939 menghadiri konferensi ahli perikanan ia mengemukakan temuan ikan Tilapia Mossambica di pulau Jawa.
Semenjak itu pemerintah kolonial Belanda menaruh perhatian tinggi terhadap ikan Tilapia Mossambica.
Karena pertumbuhan ikan itu cepat, perawatan tak ribet dan mudah beradaptasi di rawa-rawa maka pihak kolonial Belanda membudidayakan ikan itu secara besar-besaran.
Bahkan pada masa pendudukan Jepang, para serdadu negeri Matahari Terbit membawa ikan ini ke seluruh penjuru nusantara untuk dibudidayakan di tambak-tambak.
Lantas kenapa bisa dinamakan ikan Mujair?
Pegawai Desa Papungan yang pertama kali menemukan ikan inilah sebabnya, ia bernama 'Moedjair.'
(BACA: Biar Gizinya Tetap Didapat, Begini 6 Cara Memilih Ikan Segar dan Layak Konsumsi)
Saat pendudukan Jepang pun Moedjair sudah diangkat menjadi pegawai negeri sipil karena jasanya mengembangbiakkan ikan mujair.
Bahkan setelah enam tahun Indonesia merdeka, Moedjair menerima surat tanda jasa dari Kementerian Pertanian atas usaha serta perintis perkembangan ikan mujair.
Bapak Moedjair kemudian wafat pada 7 September 1957.
Pada Era Orde Baru ikan mujair bahkan menjadi santapan favorit masyarakat Indonesia.
Saat itu pemerintah melakukan penyebaran secara besar-besaran bibit ikan mujair di seluruh waduk dan pekarangan rumah seluruh Indonesia. (*)
Penulis | : | Violina Angeline |
Editor | : | Violina Angeline |