Siti Hajar, yang tidak menikah, mengatakan waktunya saat bekerja di rumah itu mengerikan.
(BACA: TKW Mengguncang Media Sosial, Hina PNS Sampai Ngaku Makan Babi)
Dia telah dipukuli dengan kayu dan bahkan dicambuk.
Siti meninggalkan rumah dengan memar dan luka di tubuhnya.
"Majikan, yang juga pemilik sebuah bengkel, ia akan mengamuk jika putranya mengeluh bahwa saya melakukan kesalahan atau menuduh saya mencuri uang," sambungnya.
"Tanpa memeriksa, saya akan dipukuli tanpa belas kasihan".
(BACA: Menganiaya TKW Hingga Terluka Parah, Wanita Malaysia Bergelar Bangsawan Terlepas Hukuman Penjara)
"Selain itu, majikan saya menyimpan ponsel saya, kartu identitas dan kartu bank untuk mencegah saya meninggalkan atau menghubungi keluarga saya," katanya.
Siti Hajar kemudian mengatakan bahwa dia tidak bisa lagi bertahan dengan penyiksaan itu.
Pada tanggal 4 April 2018, ketika dia dipukuli dan diancam dengan senjata tajam, dia memilih melarikan diri.
Siti mengatakan anak majikannya telah menuduh dia mencuri uang lagi.
(BACA: Selamat Tinggal Ma Di Ho Dek Shanty R SimboLon, TKW Korban Pembunuhan di Malaysia)
Dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Kuala Lumpur dan dirawat selama seminggu.
Siti kemudian menerima bantuan dari organisasi amal.
Inspektur polisi daerah Wangsa Maju, Mohamad Roy Suhaimi Sarif membenarkan kasus itu ketika dihubungi.
Ia mengatakan bahwa penyelidikan lebih lanjut atas kasus yang dialami Siti sedang berlangsung.
(BACA: 5 Fakta di Balik Meninggalnya Santi, TKW Asal Indonesia yang Jenazahnya Disimpan Dalam Lemari)
"Bukti dari korban belum diambil karena korban tidak ada (ke kantor polisi). Siti saat ini sedang dalam perawatan sebuah organisasi amal," ujar Suhaimi.(*)
Source | : | New Straits Times |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |